YOGYAKARTA – Ide bisa muncul dari mana saja, salah satunya lewat hobi. Hobi mampu menginspirasi seseorang untuk mencipatkan kreasi baru yang dapat bermanfaat untuk banyak orang. Contohnya, Sepeda Listrik Roda Tiga (SLRT), hasil kreasi Ir. Tri Herjun Ismadji, M.Sc. bersama dengan rekan sejawatnya sesama alumni Teknik Sipil UGM yang sama-sama memiliki kegemaran bersepeda santai.
Di usia yang tidak muda lagi, Tri Herjun mencoba membuat sepeda yang mudah dikendarai terutama bagi lansia. Ide tersebut lantas diterjemahkan oleh siswa-siswa SMK yang tengah mengikuti pelatihan di Balai Latihan dan Pendidikan Teknik (BLPT) DIY. Kini, SLRT tidak hanya dapat dikendarai oleh para lansia, tetapi juga para difabel dan anak-anak. “Kita dari komunitas Sepeda Sehat Sipil (S3) UGM coba membuat sepeda elektrik. Akhirnya, dalam 21 hari bisa menghasilkan sepeda roda tiga ini,†kata Tri Herjun di hadapan puluhan mahasiswa UGM dalam Talkshow ‘Dari Hobi Membawa Hoki’, Kamis (3/5).
Sedikit berpromosi, mantan Sekda Pemprov DIY ini menyampaikan berbagai keunggulan sepeda multiguna ini. Selain harganya yang relatif murah, SLRT dapat dipakai sebagai sarana olahraga, rekreasi, dan niaga. “Dibanding dengan sepeda roda dua, SLRT lebih stabil dan bisa membawa beban 150 kg. Dilengkapi dinamo listrik, jika difabel tidak bisa mengayuh, maka pakai dinamo,†tambahnya.
Untuk menghidupkan dinamo listrik 350 watt, sepeda dilengkapi dengan aki kering 12 ampere, yang sebelumnya harus di-charge selama 6-7 jam agar dapat menempuh jarak 60 kilometer dengan kecepatan 30-35 km/jam. Saat salah satu mahasiswa menanyakan harga satu sepeda, Tri Herjun belum berani menentukan harga. Alasannya adalah sepeda multiguna ini belum diproduksi secara massal. Namun, ia meyakinkan bahwa harga sepeda ini lebih murah karena dibuat oleh bengkel lokal. Pihaknya juga akan melayani jika ada pemesanan. “Kalau di luar negeri harganya capai 1.000 hingga 1.500 dollar, tapi SLRT ini jauh lebih murah,†imbuhnya.
Diakui Tri Herjun bahwa sepeda listrik roda tiga ini untuk pertama kali dibuat di Indonesia. Sepanjang yang ia ketahui, belum pernah ada sepeda sejenis yang diproduksi di dalam negeri. Kalau pun ada, pastilah barang impor. Itu pun khusus sepeda listrik roda tiga untuk para difabel sehingga tidak disertai alat pengayuh.
Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., dalam kesempatan tersebut mencoba mengendarai sepeda seraya memberi apresiasi kepada Tri Herjun Ismadji. “Apa yang dihasilkan ini bisa bermanfaat. Kita harus bangga dengan produk sendiri. Meski ini baru produk rintisan, tapi di masa mendatang bisa semakin lebih baik,†tuturnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)