• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Bulog Serap 1,32 Juta Ton Beras Petani

Bulog Serap 1,32 Juta Ton Beras Petani

  • 07 May 2012, 10:41 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 4313
Bulog Serap 1,32 Juta Ton Beras Petani

YOGYAKARTA – Bulog memperluas basis pemasukan gabah melalui strategi ‘dorong-tarik’ dan pengembangan ‘jaringan semut’. Strategi ini dimaksudkan untuk mempercepat arus pengadaaan melalui kerja sama Bulog dan pemda. Dalam hal ini, pemda mendorong produksi padi lewat kelompok tani, sementara Bulog menyerap hasilnya.

Untuk strategi jaringan semut, Bulog membeli gabah dan beras petani langsung dari kelompok tani dan penggilingan-penggilingan kecil yang sarananya terbatas serta mendorong masuknya mitra-mitra baru dengan sistem pelayanan yang mudah, cepat, dan sederhana. “Sampai akhir April, pembelian Bulog telah mencapai di atas 1,32 juta ton atau naik 57% dari pengadaan tahun lalu,” kata Dirut Perum Bulog, Soetarto Alimoeso, dalam Seminar ‘Penguatan Agribisnis Perberasan dalam Mewujudkan Kemandirian dan Kesejahteraan Petani’, Minggu malam (6/5), di University Club.

Menurut Sutarto, upaya ini dinilai cukup efektif yang ditandai dengan semakin banyaknya mitra pengadaan dan kecepatan pengadaan yang jauh lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Bulog tengah mempelajari kemungkinan untuk masuk ke penggilingan-penggilingan kecil dalam bentuk kerja sama investasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas produksi dan modernisasi penggilingan kecil agar mampu menghasilkan gabah dan beras yang lebih baik.

Apa yang dilakukan Bulog saat ini berbeda dengan pada masa lalu, yang dianggap Bulog hanya membeli saat harga jatuh dan mengeluarkan cadangan beras saat harga naik. “Tapi ada perubahan mindset, bulog harus punya stok. Bulog mau tidak mau perlu melakukan pengadaan sebesar-besarnya,” katanya.

Sutarto menuturkan masa panen tidak terjadi sepanjang tahun. Biasanya panen raya adalah pada bulan Maret hingga Agustus. Pada waktu-waktu itu Bulog melakukan pengadaaan sebesar-besarnya untuk memenuhi kebutuhan stok beras. “Pembelian beras petani oleh Bulog selama sepuluh tahun rata-rata lima persen. Kalau di atas 8-9 persen apabila produksinya lebih,” imbuhnya.

Sehubungan dengan langkah kebijakan impor untuk pengadaan beras, menurut Sutarto, merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan. Pasalnya, kebutuhan dan produksi beras dalam negeri tidak seimbang. Berdasarkan hasil catatan, baru tiga kali pemerintah melakukan kebijakan tidak impor beras, yakni tahun 1993, 2008, dan 2009. “Tapi tetap saja (kebijakan) impor beras dianggap haram dan itu ulahnya Bulog,” katanya.

Sutarto mengakui dirinya sebenarnya berharap tidak melakukan kebijakan impor. Namun, merujuk fakta di lapangan dan realitas politik, ia harus melakukan itu. “Di Bulog, kebijakan yang sifatnya politis lebih besar ketimbang hitungan teknis dan analitis,” ujarnya.

Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, mengatakan perlu penguatan agribisnis untuk meningkatkan ekonomi perberasan seiring dengan perubahan perilaku konsumen dengan meningkatknya daya beli masyarakat terhadap kebutuhan beras yang mereka inginkan. “Kualitas beras Bulog harus tidak lagi sebatas beras raskin,” katanya.

Bayu menyebutkan dari 240 juta masyarakat Indonesia, sekitar 100 juta tinggal di desa dan 120 juta tinggal di kota. Diperkirakan sekitar 40 juta orang yang berada di 10 kota besar masuk dalam kategori kelas menengah ke atas yang memiliki penghasilan di atas 20 juta rupiah per bulan sehingga butuh beras dengan kualitas yang berbeda.

Gayatri K. Rana, Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan,

menuturkan jumlah penduduk yang rawan pangan masih relatif tinggi, yakni sekitar 13% dari total penduduk. Hal itu terjadi karena ketergantungan konsumsi beras dalam pola konsumsi pangan masih tinggi. “DIY merupakan satu-satunya daerah yang tingkat kerawanan pangan paling rendah, tapi untuk diversifikasi pangan masih berada di posisi enam karena konsumsi beras dan terigu masih relatif tinggi,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Bulog Berencana Beli 0,4 juta Ton Beras Dalam Negeri

    Tuesday,20 October 2009 - 13:41
  • SEMINAR MENGATASI RAWAN PANGAN

    Friday,17 February 2006 - 15:05
  • Pemerintah Perlu Benahi Kebijakan Harga Beras

    Sunday,24 May 2015 - 8:29
  • Sisa 2,5 Juta Ton, Stok Beras Nasional Aman Hingga Akhir Tahun

    Wednesday,24 June 2009 - 14:31
  • Anomali Perubahan Iklim, Tingkat Kenaikan Produksi Beras Nasional Turun

    Friday,01 October 2010 - 14:03

Rilis Berita

  • Terancam Punah, Yayasan KEHATI, OIC, dan The Body Shop Gelar Roadshow Peduli Orangutan di UGM 26 March 2023
    Awal bulan Novermber 2017 lalu, peneliti menemukan spesies baru orangutan di Sumatera U
    Satria
  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual