Perlakukan bagi kaum difabel di Indonesia masih minim. Minimnya pelayanan ini meliputi berbagai bidang, diantaranya pekerjaan, pendidikan serta sarana prasarana. Terlebih hingga saat ini belum ada satupun program pemerintah maupun LSM yang memperhatikan kebutuhan difabel terkait kondisi bencana.
Apalagi dalam situasi gempa bumi belum terlihat perlakuan evakuasi secara khusus untuk kaum difabel. Padahal para difabel sebagai kelompok yang berkebutuhan khusus mestinya mendapat perlakuan secara khusus sesuai kondisi mereka.
Untuk itu dibutuhkan program guna meningkatan kemampuan orientasi dan mobilitas sebagai langkah antisipasi bila terjadi bencana gempa bumi. Seperti yang dilakukan Tim Bangkit Difabel Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) Fakultas Geografi UGM yang beranggotakan Chaidir Adlan, Citra Ridhani, Hanung Setyo, Aditya Eka, dan Ajrul Arin. Dengan bimbingan dosen, Doddy Widianto M.RegDev, mereka mengadakan pelatihan yang berisi materi berbagai pemaparan informasi kebencanaan dari tim Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) dan Fakultas Geografi, serta materi menghilangkan trauma pasca bencana oleh tim psikolog.
Menurut Chaidir Adlan mewakili Tim Bangkit, kegiatan utama program ini adalah pelatihan oreintasi dan keruangan. Yaitu memperkenalkan pengetahuan keruangan (spasial) kepada para tunanetra melalui maket ruangan panti bertujuan untuk memaksimalkan tindakan evakuasi yang cepat dan tepat. “Kurang meratanya informasi dan kemampuan terkait mitigasi bencana gempa bumi terhadap para difabel khususnya penyandang tunanetra menjadi titik awal bagaimana kami terus melakukan pengabdian ini,” ujar Chaidir Adlan, di kampus UGM, Jum’at (10/5).
Pelatihan telah dilaksanakan di beberapa Panti Rehabilitasi di Yogyakarta belum lama ini. Pihak panti pun memberikan apresiasi tinggi terhadap program ini, mereka bahkan berharap program “Tunanetra Tanggap Bencana†nantinya dapat terwujud. Dani, salah satu penghuni panti merasa sangat senang dengan pelatihan ini. Dengan pelatihan ini, ia bersama teman-teman penghuni panti semakin mampu meningkatkan kewaspadaan bila sewaktu-waktu menghadapi bencana gempa. “Dengan maket yang dibuat tentu sangat membantu kami dalam mobilitas untuk evakuasi secara mandiri†ujar Dani. (Humas UGM/ Agung)