• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Desentralisasi Kebijakan Industri Kecil Untungkan Elite Lokal

Desentralisasi Kebijakan Industri Kecil Untungkan Elite Lokal

  • 28 May 2012, 07:44 WIB
  • Oleh: Satria
  • 5451
  • PDF Version
Desentralisasi Kebijakan Industri Kecil Untungkan Elite Lokal

YOGYAKARTA-Perubahan sistem pemerintahan dari sentralistik, yang menjadi ciri sistem politik otoritarian, menuju desentralistik sebagai ciri dari sistem politik demokratis ternyata tidak membawa banyak perubahan terhadap nasib pengusaha industri kecil. Kebijakan industri kecil ternyata hanya menjadi arena pertarungan dari elite-elite lokal, yakni penguasa, elite pengusaha, dan elite politik di DPRD dan partai politik. “Kebijakan industri kecil lebih menonjol sebagai arena untuk mendesakkan kepentingan politik maupun ekonomi dari elite-elite lokal dibandingkan kebermanfaatan bagi pengusaha industri kecil,” kata Hempri Suyatna saat ujian terbuka Program Doktor Sosiologi Fakultas Isipol, Sabtu (26/5).

Dalam kesempatan tersebut, Hempri mempertahankan disertasi yang berjudul Dominasi Elit Lokal dalam Arena Pengembangan Industri Kecil di Era Desentralisasi Studi di Kabupaten Banaran, Provinsi Mataram. Hempri mengatakan dalam pertarungan pada proses penyusunan dan implementasi kebijakan industri kecil, masing-masing aktor melakukan berbagai strategi dan manuver untuk mendominasi aktor yang lain. Implikasinya, kebijakan industri kecil cenderung hanya mendatangkan manfaat bagi aktor dominan dan perkembangan usaha dari pengusaha industri kecil kurang begitu berkembang, termasuk di Kabupaten Banaran.

Kuatnya kepentingan politis yang mewarnai kebijakan-kebijakan industri kecil di Kabupaten Banaran akhirnya menyebabkan kebijakan yang dipandang tidak membawa keuntungan politis dan ekonomis cenderung diabaikan. Ia mencontohkan kebijakan Katongan, Jigongan, Getas, dan Lemah Abang di sektor pangan. Kurang adanya relasi politik yang bagus antara Lurah Bangunrejo dengan Bupati Banaran menyebabkan perkembangan kebijakan Kajigelem cenderung tidak mengalami perkembangan yang berarti, padahal dari sisi potensi dan konsep, kebijakan Katongan, Jigongan, Getas, dan Lemah Abang lebih baik dari kebijakan Gabugan Mantingan Trini. “Ini juga terjadi pada industri kecil makanan. Potensi industri kecil makanan di Banaran besar, tapi tidak mendapat prioritas utama untuk dikembangkan karena dianggap tidak memberikan manfaat politis bagi penguasa maupun aktor lainnya,” kata dosen di Jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fakultas Isipol UGM ini.

Menurut Hempri, aktor-aktor lokal yang memiliki modal lebih besar akhirnya berhasil memanfaatkan arena kebijakan industri kecil untuk memperkuat dan melanggengkan kekuasaan. Penguasa semakin memperoleh legitimasi dan dukungan politik kekuasaan dari rakyat. Di sisi lain, nasib berbeda dialami pengusaha industri kecil. Keterbatasan modal yang dimiliki pengusaha industri kecil untuk bertarung dalam arena pengembangan industri kecil menyebabkan mereka mengalami kekalahan dan kemudian sekadar menjadi subordinat dalam proses penyusunan dan implementasi kebijakan industri kecil. "Posisi pengusaha industri kecil cenderung berada di pinggiran dan hanya sekadar objek dari kebijakan,” kata pria kelahiran Sleman, 8 Juli 1978 ini.

Dalam penelitiannya, Hempri juga melihat di era desentralisasi dan demokratisasi di tingkat lokal yang memberikan peluang kebebasan dan kemerdekaan bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasi dan pendapat, upaya pengembangan modal sosial memerlukan strategi pendukung, yakni politik transaksional. Politik transaksional dalam hal ini adalah sebagai pendukung modal sosial dan bukan sebagai faktor utama yang menentukan dominasi penguasa terhadap aktor-aktor lain. “Modal sosial yang didukung dengan strategi politik transaksional menjadi senjata ampuh bagi penguasa untuk melakukan dominasi tersebut,” pungkas Hempri yang lulus ujian doktor dengan predikat sangat memuaskan itu. (Humas UGM/Satria AN)

Berita Terkait

  • Dr. Dewi Haryani: Desentralisasi, Pintu Masuk Partisipasi Politik Perempuan

    Friday,05 February 2010 - 10:31
  • Prof. Wihana: Desentralisasi dan Otda Timbulkan Ketidakjelasan Wewenang

    Thursday,23 December 2010 - 15:11
  • Edi Irianto : Dalam Perpajakan Kepentingan Pusat Masih Sangat Kuat

    Monday,25 February 2008 - 15:01
  • Wakil Ketua DPR: Waspadai ‘Penyakit’ Demokrasi

    Monday,01 October 2012 - 8:03
  • Elite Lokal Gunakan Kekerasan Halangi Pengusutan Kasus Korupsi

    Wednesday,19 December 2012 - 7:18

Rilis Berita

  • Guru Besar FMIPA UGM Prof Subanar Berpulang 25 June 2022
    Guru Besar Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, Prof
    Gloria
  • UGM Terjunkan 6.247 Mahasiswa KKN-PPM 24 June 2022
    Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med. Ed., Sp.OG (K), Ph.D., secara resmi&
    Gusti
  • Generasi Muda Perlu Paham Aturan Main tentang Perlindungan Lingkungan Hidup 24 June 2022
    Dosen Geografi dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. M. Pramono Hadi, M.Sc., melihat ek
    Satria
  • Pemerintah Perlu Ambil Langkah Strategis Penuhi Kebutuhan Minyak Nasional 24 June 2022
    Indonesia telah menjadi net-importir minyak bumi selama 20 tahun terakhir. Kondisi tersebut ter
    Ika
  • Pakar Politik UGM: Tidak Ada Jalan Pintas Merubah Presidential Threshold 24 June 2022
    Protes atas syarat pencalonan presiden atau presidential threshold berupa kepemilikan 20 persen k
    Agung

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual