Mencari pendonor darah bukanlah perkara gampang, apalagi mengajak masyarakat berpartisipasi dalam menyumbangkan sekantong darahnya untuk orang lain. Hampir sebagian para pendonor darah merupakan salah seorang kerabat pasien di sebuah rumah sakit dan kebetulan mendesak butuh darah dengan segera. Namun, hal ini tidak terjadi di Kampung Jogoyudan, sekitaran rumah susun sewa di kawasan sungai Kalicode.
Aksi donor darah yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKN PPM UGM Unit Kali Code- Jogoyudan ini justu menjadikan lokasi Rumah Susun Sewa (Rusunawa)ini sebagai tempat kegiatan aksi donor darah.
Minggu pagi (24/8) di lantai dasar rumah susun terlihat ramai dipenuhi oleh penghuni rumah susun dan beberapa dari warga sekitar. Mereka dengan tertib mendaftrakan diri untuk menyumbangkan darahnya dengan terlebih dahulu mengisi bio datanya di selembar kertas dan menjawab beberapa pertanyaan.
“Menjawab semua pertanyaan ini sangat penting untuk menentukan layak dan tidaknya si pendonor menyumbangkan darahnya, “Ungkap Bela, ketua koordinator KKN PPM UGM Unit Jogoyudan, Kelurahan Gawongan, Kecamatan Jetis.
Setelah selesai, dan dinyatakan berhak untuk mendonasikan darahnya, mereka lalu mengantri menunggu pangggilan dari dua orang petugas Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Yogyakarta. “Rata-rata waktu saat diambil darahnya sekitar 10 menit, tergantung tekanan dan volume darah si pendonor,†katanya.
Melihat antusias warga dalam aksi donor darah kali ini, diakui Bela berkat kerja keras sebelumnya dilakukan pihak panitia yang menyebarkan informasi berupa membagi leaflet ke setiap rumah. Informasi, dari rumah ke rumah ini menurutnya cukup efektif untuk berinteraksi langsung dengan warga, sehingga warga mengetahui lebih banyak fungsi dari donor darah dan syarat-syarat yang dienuhi sebelum mendonorkan darahnya.
Suwono (38), salah seorang yang mendonorkan darahnya mengakui baru pertama kali ini mendonorkan darahnya meskipun selama ini sudah ada kegiatan aksi donor darah di kawasan rumah susun itu. Menurutnya, keinginan untuk coba-coba dan membantu orang lain telah mendorong dirinya untuk menyumbangkan darah.
“Ini yang pertama kali bagi saya, seumur hidup saya baru kali ini mendonorkan darah,†kata penghuni rusunawa dan sekaligus ketua RT 48 kelurahan Jogoyudan ini sedikit sumringah.
Diakui oleh Suwono, sebelum donor, dirinya sempat deg-degan saat baru menyaksikan jarum suntik dan selang infus dimasukkan di lengan kanannya. Perasan gugup Suwono sempat menghampirinya karena baru pertama dan belum pernah membayangkan rasa sakit. Namun setelah darahnya mulai disedot ke kantong darah, Suwono mengaku lega dan bisa tenang, karena kekhawatiran yang berlebihan yang dirasakannya ternyata tidak terbukti.
“Ternyata mendonorkan darah itu, nggak sakit Mas,†ujar bapak dua anak ini. (Humas UGM/Gusti Grehenson)