Rumah Sakit Akademik UGM bekerjasama dengan General Medical Center(GMC), Sabtu(2/6), menggelar seminar Pencegahan dan Penanganan Osteoporosis. Seminar guna mencegah tingginya angka penyakit Osteoporosis atau pengeroposan tulang berlangsung di RS Akademik UGM menghadirkan pembicara Konsultan Geriyati RS Dr.Sardjito, Dr.Probo Suseno, dokter spesialis andrologi Fakultas Kedokteran UGM, Dr.Dicki Muh Rizal, dan dokter spesialis ortopedi sekaligus konsultan tulang belakang RS.Dr.Sardjito, Dr Tejo Rukmoyo.
Dr. Probo Suseno dalam materinya menjelaskan tentang pentingnya pencegahan osteoporosis sejak dini, sebab menurut data Internasional Osteoporosis Foundation, lebih dari 30% wanita di seluruh dunia mengalami resiko patah tulang akibat osteoporosis. Bahkan besaran angka tersebut kini mendekati 40%, sementara untuk pria resiko osteoporosis berada pada besaran angka 13%. Untuk itu mencegah osteoporosis perlu upaya-upaya pola hidup sehat, seperti menghentikan merokok dan minum kopi. “Perlu juga melakukan pemeriksaan densitas tulang, pemeriksaan penanda biokimia tulang, serta mengurangi pemakaian obat-obat yang mempertinggi perusakan tulang,” ujar Probo Suseno.
Pendapat senada disampaikan Dr. Tejo Rukmoyo, ia menghimbau pada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan sejak dini, seperti menjaga pola makan dan olahraga teratur. Olah raga yang sebaiknya dilakukan untuk penderita osteoporosis adalah berjalan dan menaiki tangga. “Namun untuk olah raga berenang sebaiknya dihindari oleh penderita osteoporosis,” paparnya.
Pemerintah Kabupaten Sleman menyambut baik penyelenggaraan seminar untuk mencegah tingginya angka penyakit Osteoporosis atau pengeroposan tulang di RSA UGM. Sebab seminar ini sejalan dengan Pemerintah Kabupaten Sleman yang secara terus menerus berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pembangunan bidang kesehatan.
Seperti diungkap Sekda Pemkab Sleman, dr. Sunartono, M.Kes salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan adalah memerangi berbagai penyakit yang menyerang masyarakat seperti osteoporosis. Sebab penyakit osteoporosis tidak hanya menyerang para manula, namun sudah menyerang mereka yang berusia produktif. Bahkan data penderita osteoporosis di Indonesia cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Data terbaru Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Kementerian Kesehatan menunjukkan 41,7 % penduduk Indonesia rawan osteoporosis. “Di Sleman sendiri berdasar data dari 25 Puskesmas yang dimiliki hingga tahun 2011, penderita osteoporosis di Sleman mencapai 141 orang, terdiri 59 laki-laki dan 82 perempuan,” katanya.
Menurut Sunartono, timbulnya berbagai macam penyakit, termasuk osteoporosis lebih disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, seperti makanan yang tidak sehat, tidak seimbangnya antara pola konsumsi dan pola gerak tubuh, kebersihan lingkungan dan lain-lain. “Disamping itu kurangnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan dini, menjadi sebab semakin menurunnya derajat kesehatan seseorang,” ungkapnya. (Humas UGM/ Agung)