• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pemakaian Obat Esensial di Sektor Swasta Masih Memprihatinkan

Pemakaian Obat Esensial di Sektor Swasta Masih Memprihatinkan

  • 25 Juni 2012, 13:11 WIB
  • Oleh: Satria
  • 7501
Pemakaian Obat Esensial di Sektor Swasta Masih Memprihatinkan

YOGYAKARTA-Dibandingkan dengan tahun 1990-an, situasi penggunaan obat di Indonesia sudah berangsur membaik, utamanya di sektor pelayanan publik. Data nasional yang dikompilasi dari berbagai laporan menunjukkan persentase pasien yang menerima antibiotika di Puskesmas berangsur menurun dari 88% di tahun 1987 menjadi sekitar 50% di tahun 1997, 1998, 1999, 2002 dan sekitar 50% di tahun 2010.

Selain itu persentase pasien yang menerima injeksi telah berhasil dikendalikan, dari 74% di tahun 1987 turun drastis menjadi 4-11%, dan kemudian bertahan sekitar 3% di tahun 2010. Persentase penggunaan obat esensial di sektor publik selalu baik, yaitu berkisar antara 93-100%. Sedangkan persentase penggunaan obat esensial di sektor swasta masih perlu ditingkatkan karena hanya berkisar 34-49%.

“Sementara di sisi lain penggunaan obat non-esensial ikut memberikan kontribusi terhadap besarnya biaya obat, yaitu sekitar 3-5 kali lebih banyak daripada yang seharusnya,”ini diungkapkan oleh Prof.Dr.Dra.Sri Suryawati, Apt., pada pidato pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Kedokteran, Senin (26/6) di Balai Senat UGM.

Pada pidato pengukuhan yang berjudul Kearifan Budaya Indonesia Untuk Solusi Masalah Global Penggunaan Obat, Suryawati menegaskan penting serta kemajuan obat esensial yang sangat menggembirakan. Dalam kurun waktu 3 dekade, 86% negara di dunia telah mempunyai Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), termasuk Indonesia.

Menariknya, kata Suryawati, hasil survei WHO yang dipublikasikan tahun 2011 menyebutkan semua (100%) negara dengan tingkat pendapatan tinggi menggunakan obat esensial untuk pengadaan obat publiknya. Untuk sektor swasta, datanya masih memprihatinkan karena hanya sekitar 13% negara saja yang mengutamakan obat esensial.

“Ada beberapa faktor penghambat seperti geografis, distribusi, jaminan ketersediaan, jaminan mutu obat hingga komitmen penyelenggara pelayanan,”urai Suryawati.

Dalam upaya meningkatkan mutu penggunaan obat menurut Suryawati masyarakat perlu bersikap kritis. Disamping itu, diperlukan juga kearifan untuk tidak serta menyalahkan penyedia pelayanan kesehatan yang menggunakan obat secara kurang tepat. Menurut Suryawati setidaknya ada tiga aspek yang perlu dicermati untuk meningkatkan mutu penggunaan obat, yaitu aspek penyedia pelayanan, aspek pasien, dan aspek lingkungan kerja.

“Tanpa memahami faktor tersebut agak sulit bagi kita untuk melakukan perbaikan secara tepat sasaran, nyaman bagi target, dan dalam suasana yang menyenangkan,”tutur perempuan kelahiran Yogyakarta, 27 Mei 1955 itu.

Suryawati memaparkan tiga model upaya perbaikan mutu penggunaan obat yang dikembangkan di Indonesia dan menarik perhatian dunia, diadopsi banyak negara dan digunakan dalam program nasional mereka. Ketiga model tersebut, yaitu CBIA (Cara Belajar Ibu Aktif), IGD (Interactional Group Discussion) dan MTP (Monitoring-Training-Planning).

CBIA adalah model edukasi pemberdayaan masyarakat agar lebih terampil memilih obat sehingga swamedikasi menjadi lebih efektif, aman, dan hemat biaya. IGD adalah model edukasi dengan memanfaatkan diskusi interaktif antara penyedia pelayanan kesehatan dan masyarakat untuk menghindarkan penyuntikan yang tidak diperlukan. Sedangkan MTP adalah model edukasi berbasis pemecahan masalah, sebagai instrumen untuk meningkatkan mutu penggunaan obat di rumah sakit.

“Ketiga model ini sarat dengan nilai dan konsep budaya Indonesia. Respon masyarakat dunia sangat baik terhadap ketiga model tersebut menunjukkan bahwa kearifan budaya Indonesia merupakan modal kuat untuk ‘go internasional’,”kata Suryawati.

Melalui model pendekatan tersebut Suryawati berharap agar konsep-konsep kearifan budaya Indonesia perlu diperhatikan dan dilestarikan. Jangan sampai kita pergi ke luar negeri untuk mempelajari budaya Indonesia dan kemudian mengimpornya ke Indonesia. Suryawati mencontohkan jangan sampai mahasiswa Indonesia kuliah di luar negeri untuk belajar The Gunungkidul Experience.

“Asal kita mampu meramu dalam format yang logis masyarakat global sangat besar untuk belajar dan mengadopsi metode yang kita kembangkan. Indonesia pantas jadi sumber belajar dunia,”pungkas Suryawati (Humas UGM/Satria AN)

Berita Terkait

  • Penggunaan Obat Tetes Mata Pada Anak Bisa Sebabkan Kebutaan

    Thursday,06 December 2007 - 15:11
  • JKN 2014, Warga Miskin Selayaknya Dapat Obat Esensial

    Monday,21 October 2013 - 14:17
  • Ekonom UGM Menyoroti Praktik Pungli di Sektor Swasta

    Friday,04 November 2016 - 15:38
  • Kepala BRIN Paparkan Tiga Hambatan Utama Riset di Indonesia

    Friday,12 November 2021 - 8:29
  • Kepala BRIN Paparkan Tiga Hambatan Utama Riset di Indonesia

    Thursday,11 November 2021 - 17:17

Rilis Berita

  • Masyarakat Lombok Utara Apresiasi KKN Kolaborasi UGM 28 January 2023
    Masyarakat memberikan apresiasi pelaksanaan KKN Kolaborasi yang dirintis oleh Universitas Gadjah
    Satria
  • Evaluasi dan Temu Mitra Supplyer Gerai UMKM 27 January 2023
    Sebagai media memfasilitasi pemasaran produk UMKM binaan sivitas akademika UGM, Gerai UMKM yang b
    Agung
  • Dirjen Diktiristek Puji Fasilitas Field Research Center UGM 27 January 2023
    Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam,
    Gloria
  • Raih Doktor Usai Teliti Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong 27 January 2023
    Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Sumberdaya Geologi, BRIN, Ir. Chusni Ansori, M.T., dinyatakan lu
    Agung
  • Rektor UGM Paparkan Konsep HPU di Kampus UNRAM 27 January 2023
    Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), memaparkan konse
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual