• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Semakin Tinggi Pendidikan, Intensi Cerai Semakin Rendah

Semakin Tinggi Pendidikan, Intensi Cerai Semakin Rendah

  • 18 Juli 2012, 01:39 WIB
  • Oleh: Agung
  • 10436
Semakin Tinggi Pendidikan, Intensi Cerai Semakin Rendah

Tingginya angka cerai gugat dibanding cerai talak mengisyaratkan terjadi persoalan dalam hubungan perkawinan. Perkawinan yang diharapkan membentuk keluarga tenteram, penuh cinta dan kasih sayang tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan pihak istri. Kondisi tersebut, menurut Asniar Khumas menyitir pendapat Hackstaff (1999) mengakibatkan perceraian menjadi bagian dari budaya yang diyakini dan dipraktekkan keluarga-keluarga di Amerika Serikat. Mereka mendefinisikan budaya perceraian sebagai keyakinan bahwa perkawinan adalah pilihan dan perceraian adalah jalan keluar.

Asniar Khumas, dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar berpandangan ada dua kondisi yang mencerminkan perjalanan perkawinan pasangan suami istri. Pertama, perkawinan tetap bertahan karena hal-hal yang menyenangkan yang menjadi dasar perkawinan, baik bersifat fisik maupun psikis. Kedua, perjalanan perkawinan berakhir pada perceraian karena hilangnya daya tarik positif perkawinan. Bahwa relasi yang terjalin dalam perkawinan membawa penderitaan atau sikap negatif terhadap perkawinan. "Beberapa kasus memperlihatkan istri mengalami kekerasan fisik, verbal dan seksual dalam rumah tangga, kurang tanggungjawab, istri dan anak tidak dinafkahi, suami berselingkuh atau melakukan poligami," terangnya di Auditorium Fakultas Psikologi UGM, Senin (17/7).

Menempuh ujian terbuka program doktor Fakultas psikologi UGM, Asniar Khumas menyatakan disamping daya tarik utama, terdapat daya tarik lain yang mempengaruhi perceraian yaitu daya tarik alternatif, berupa alternatif kehidupan lebih baik setelah bercerai. Daya alternatif ini mencakup menikah kembali dengan pasangan yang berbeda, membentuk sebuah hubungan yang lebih informal dengan pasangan lain, atau tetap sendiri dan berkomitmen untuk tidak menikah. "Dalam pandangan teori perilaku, daya tarik alternatif inilah yang menjadi salah satu alasan bercerai perempuan sebagai faktor kontrol terhadap perilaku, sehingga sangat berkaitan dengan keyakinan mudah atau tidaknya perceraian diwujudkan," ungkap Asniar, pria kelahiran Parepare 20 Agustus 1972.

Mempertahankan disertasi "Model Penjelasan Intensi Cerai Perempuan", Asniar mengungkapkan intensi seseorang dapat berubah setiap waktu. Begitu pula niat istri untuk bercerai bisa berubah karena faktor-faktor tertentu yang dapat mengubah intensinya. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan Asniar menjelaskan bangunan sebuah model yang didasari teori pertukaran sosial, teori perilaku terencana dan model perceraian dari Amato dan Rogers. "Tujuannya menguji model eksplanatori intesi cerai berdasar teori pertukaran sosial, teori perilaku terencana dan model perceraian dari Amato dan Rogers untuk mengetahui prediktor-prediktor intensi cerai, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung," imbuhnya.

Berdasar hasil analisis data penelitian terhadap 197 subjek disimpulkan model penjelasan intensi cerai perempuan dipengaruhi daya tarik negatif hubungan perkawinan, yaitu mengalami kekerasan dalam rumah tangga, suami tidak bertanggungjawab dan menghadapi kenyataan suami tidak setia. Intensi bercerai tersebut diiring oleh keyakinan kuat akan mendapat pasangan baru apabila bercerai. Faktor ajaran agama yang menyatakan bahwa perceraian akan menjauhkan dari surga tidak menjadi penghambat untuk bercerai. "Sehinggaintensi cerai istri tetap tinggi. Faktor tidak langsung yang turut berkontribusi terhadap intensi cerai berdasarkan model yang fit adalah faktor pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seorang istri, intensi cerainya semakin rendah," paparnya. (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • Raih Doktor Usai Meneliti Analisis Geomorfologi Gempa Bantul

    Monday,16 September 2013 - 9:36
  • Raih Doktor Usai Meneliti Perilaku Mahasiswa Peduli Lingkungan

    Friday,05 August 2016 - 12:42
  • Raih Doktor Usai Teliti Intervensi Home Based Terhadap Intensi Tes HIV Ulang Ibu Hamil

    Wednesday,25 August 2021 - 17:14
  • Kepatuhan Pajak Masih Menjadi Masalah Serius

    Tuesday,29 January 2019 - 15:52
  • Terapkan Sistem Penilaian Kelayakan Kredit, Minimalkan Risiko Kredit Bermasalah

    Tuesday,26 January 2010 - 16:53

Rilis Berita

  • Penerimaan Mahasiswa Baru UGM Jalur Prestasi Dibuka Hingga 12 April 31 March 2023
    Pendaftaran penerimaan mahasiswa baru UGM jalur Penelusuran Bibit Unggul (PBU) at
    Gloria
  • UGM Resmi Lepas Varietas Padi Unggul Gamagora 7 30 March 2023
    Universitas Gadjah Mada resmi melepas varietas padi unggul inbrida G7 dengan nama Gamagora 7 ke p
    Gusti
  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual