Rektor Prof Ir Sudjarwadi MEng PhD, Rabu sore (3/9) menerima 4129 mahasiswa baru pascasarjana UGM. Mereka terdiri dari 3657 mahasiswa program S2 dan 472 mahasiswa program S3.
Sebanyak 4129 mahasiswa baru tersebut berasal dari 316 kabupaten/kota di Indonesia, termasuk didalamnya 49 mahasiswa baru asal dari luar Indonesia. Dari data itu jika dilihat sumber dana/beasiswa maka untuk jenjang S2 sebanyak 14% menerima beasiswa DIKTI, 30% beasiswa departemen non DIKNAS dan 56% sisanya biaya sendiri.
“Sedangkan jenjang S3 sebanyak 53% menerima beasiswa dari DIKTI, 21% beasiswa dari departemen non DIKNAS dan 26% lainnya dengan pembiayaan sendiri,” papar Direktur Administrasi Akademik Dr Budi Prasetyo Widyobroto DESS DEA dalam laporannya.
Sementara dalam sambutannya Rektor mengingatkan bahwa pemeringkat THES dan Webometric telah menempatkan UGM pada posisi terbaik Perguruan Tinggi di Indonesia. Posisi tersebut diharapkan tidak menumbuhkan rasa sombong, namun justru menjadi pendorong UGM sebagai pelopor terkait visi pengabdian untuk kepentingan dan kemakmuran bangsa.
“Sungguh tidak mudah menjadi pelopor guna menjawab tantangan bangsa saat ini, dimana situasi betul-betul menunjukkan peta kompleksitas yang luar biasa, serta dinamika perubahan yang sangat cepat. Sehingga terlalu sukar untuk meramalkannya,” ungkapnya.
Baik di tingkat nasional maupun internasional, kompleksitas dan dinamika perubahan yang cepat tersebut merupakan suatu kenyataan. Bahwa hal itu dalam kehidupan sehari-hari telah dialami dan dihadapi secara bersama.
“Karenanya terkait belajar di tingkat pascasarjana, mahasiswa-mahasiswa baru diharapkan mampu menemukan hal-hal baru yang lebih baik. Yaitu dari yang belum diketahui menjadi diketahui melalui penelitian,” katanya.
Menurut Rektor, itulah yang akan dilakukan para mahasiswa bersama dosen, yaitu belajar berbasis ilmu pengetahuan untuk mendapatkan jawaban terbaik. Dengan begitu, pada tahap selanjutnya mampu membangun masyarakat, pemerintahan, industri, perdagangan dan kebudayaan serta semua aspek kehidupan.
“Oleh karena itu, diharapkan output lulusan program pasca memiliki kompetensi tinggi guna memegang peran penting untuk kemajuan bangsa dan negara. Untuk itu, baik secara formal maupun non formal, saya meminta mahasiswa pascasarjana UGM mampu membangun jejaring di tingkat dunia dan nasional dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi,” tandas Rektor dalam pesannya.
Seperti tradisi yang sudah-sudah, dalam penyambutan mahasiswa baru kali inipun diisi orasi ilmiah oleh Prof Dr Retno Sunarminingsih Sudibyo MSc Apt. Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat menyampaikan pidato berjudul “Education for Sustainable Development (Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan)”.
Diuraikan, kehidupan di dunia semakin kompleks ditandai dengan munculnya aktivitas-aktivitas yang mengarah pada kondisi “chaos”. Ini tentunya menuntut semua pihak untuk berupaya secara sungguh-sungguh mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan keseimbangan ekosistem.
“Chaostic ini terjadi karena hal yang pokok saja, saya sebutkan dua, pertama tetap meningkatnya pertumbuhan populasi dunia yang melebihi kapasitas produktivitas natural bumi. Ini terjadi tiap detik tiap waktu dan hanya Yang Kuasa yang dapat mengendalikannya. Kedua, keadaan tersebut ditunjang makin cepatnya perkembangan komunikasi dan transportasi yang menghasilkan makin meningkat dan rumitnya world interlinkages, seperti masalah globalisasi, perdagangan dunia, masalah lingkungan yang berdampak pada dunia, pembangunan, kemiskinan dan lain-lain,” ungkapnya. (Humas UGM).