YOGYAKARTA – Mahasiswa Kedokteran UGM mendeklarasikan Rumah Bebas Asap Rokok di dusun Kemloko, Desa Srimartani, Piyungan, Bantul, Minggu (16/9). Pendeklarasian 185 rumah bebas asap rokok tersebut ditandai dengan pembentukan 14 orang kader yang ditugaskan untuk mengawasi rumah-rumah tersebut.
Dyah Ratna Ningrum, Anggota departemen Sosial Masyarakat, BEM FK UGM, mengatakan program perintisan rumah bebas asap rokok dimaksudkan untuk mengajak para perokok untuk tidak merokok di sembarang tempat, khususnya di dalam rumah dan pertemuan warga. Bahkan mereka juga diajak untuk tidak merokok di dekat ibu hamil dan anak-anak. “Tidak dekat ibu hamil dan anak-anak. Soalnya anak-anak dalam proses pertumbuhan berisiko kena penyakit, kalo ibu hamil kasihan kesehatan janinnya,†katanya.
Ketidaktahuan masyarakat terhadap bahaya asap rokok, ujar Dyah, menjadikan perokok yang merokok di dekat ibu hamil dan anak-anak yang ada di dalam rumah. Bagi mereka yang ingin tetap merokok diminta untuk merokok di luar rumah. “Mereka boleh merokok tapi di luar rumah,†tambahnya.
Kepala Desa Srimartani, Mulyana, menuturkan perintisan rumah bebas asap rokok ini untuk pertamakalinya dilaksanakan. Dia berharap program ini bisa berlanjut dan diikuti oleh pedukuhan yang lain. “Di desa srimartani, masih ada 4500-an KK,†ujarnya.
Adam Fathony, salah satu mahasiswa kedokteran lainnya menuturkan program ini akan dievaluasi setiap dua bulan. Selanjutnya para kader akan berkonsultasi dan melaporkan perkembangan dari masing-masing rumah. (Humas UGM/Gusti Grehenson)