• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Kebijakan Negara harus Perhatikan Prinsip Heterogenitas dan Nilai Kelokalan

Kebijakan Negara harus Perhatikan Prinsip Heterogenitas dan Nilai Kelokalan

  • 11 September 2008, 09:15 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 5467

Yogya, KU

Semakin kuat dominasi dan intervensi negara melakukan penataan terhadap persoalan masyarakat yang heterogen akan semakin melemahkan masyarakat untuk mendapatkan kebenarannya. Hal ini terjadi akibat negara dalam merumuskan kebijakannya tanpa meperhatikan prinsip-prinsip heterogenitas dan kelokalan sebagai dasar pertimbangan utama.

Demikian diungkapkan Victorius Adventius Hamel, Sth, Msi dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor Program Pascasarjana Fakultas Isipol UGM, Rabu sore (10/9), di ruang seminar Fisipol UGM. Dalam mempertahankan disertasinya yang berjudul “Negara Kuat Rakyat Lemah (Dominasi dan Intervensi Negara dalam Menata Kebijakan Masyarakat yang Heterogen di Indonesia 1950-1998)” di hadapan tim penguji, promovendus menyebutkan selama kurun waktu tahun 1950 hingga 1998, model perumusan kebijakan negara sebagian besar didominasi oleh cara pandang para teknokrat demi kepentingan politik negara yang akhirnya menjadi bersifat elitis.

“Apa yang terjadi di era pemerintahan yang lalu, hampir sebagian besar didasarkan pada usaha mempolitisasi masyarakat yang heterogen dimana pendekatan negara dalam menata persoalan masyarakat sangat bersifat negara sentris,” kata Victorius yang berprofesi sebagai pendeta Gereja Kristen Protestan Di Bali ini.

Menurut Victorius, model sentralisasi kekuasaan dalam bentuk penyamarataan dan penyeragaman yang terjadi di masa lalu merupakan salah satu pola kebijakan negara yang lebih cenderung mengabaikan nilai-nilai kelokalan yang sudah ada di masyarakat. Padahal, imbuhnya, konsepsi-konsepsi kelokalan menjadi dasar dan pertimbangan yang utama bagi negara dalam proses pengambilan keputusan mengenai masalah heterogenitas.

Dalam penelitian Victor, peran negara tetap menjadi penting di dalam menata masyarakat yang heterogen tetapi tidak bersifat dominasi dan intervensif. Sebaliknya, negara seharusnya menjadi fasilitator bagi perjumpaan kemajemukan dan memberikan ruang yang luas bagi terciptanya relasi dan kesalingpengertian di antara komunitas heterogen.

“Progran-program yang berkaitan dengan pentingnya arti memahami makna heterogenitas masyarakat di Indonesia, seharusanya menjadi prioritas di dalam usaha tetap mempertahankan negara sebagai kesatuan,” katanya.

Namun demikian, program tersebut harus serta merta dibebaskan dari persoalan politisasi dengan menempatkan kelokalan sebagai dasar utama dengan tingkat heterogenitas yang tinggi dalam mepertimbangkan kebijakan publik sehingga selalu terjadi perubahan secara signifikan mengenai model-model perumusan kebijakannya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Produk Legislasi dan Regulasi Tidak Sesuai Nilai-Nilai Pancasila

    Friday,04 June 2010 - 20:54
  • Merespon Bencana Dengan Diplomasi Kemanusiaan

    Thursday,24 October 2013 - 15:39
  • Direksi Bank BUMN Belum Berani Hapus Piutang Kredit Bermasalah

    Monday,20 November 2017 - 14:23
  • Seminar Nasional Multikultural di Pascasarjana UGM

    Wednesday,12 September 2007 - 8:45
  • Pengamat UGM: Negara Harus Radikal Melawan Radikalisme

    Thursday,24 May 2012 - 15:07

Rilis Berita

  • Inisasi Konsorsium Riset Kopi, UGM Terima Kunjungan Tim Riset Kopi University of California 06 June 2023
    UGM menerima kunjungan tim riset kopi dari University of California-Davis, Selasa (6/6)
    Ika
  • Arie Sujito: Jadikan KKN Sebagai Panggilan Jiwa 06 June 2023
    Wakil Rektor Bidang  Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni, Universitas GAdja
    Gusti
  • Guru Besar Baru UGM Ratna Susandarini Angkat Pentingnya Revitalisasi Taksonomi 06 June 2023
    Krisis biodiversitas akibat kerusakan habitat, alih fungsi lahan, dan eksploitasi
    Gloria
  • Hakikat HAM 06 June 2023
    Oleh Dr. Bagus Riyono, M.A., Psikolog. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
    Universitas Gadjah Mada
  • LPPT UGM Raih Penghargaan dari Kemenkes RI 06 June 2023
    Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM mendapat penghargaan dari Menteri Keseha
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual