• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Raih Doktor Usai Teliti Budidaya Lele

Raih Doktor Usai Teliti Budidaya Lele

  • 17 Oktober 2012, 16:04 WIB
  • Oleh: Ika
  • 6933
Raih Doktor Usai Teliti Budidaya Lele

Gunung Kidul merupakan salah kabupaten di Yogyakarta yang tergolong kering. Meskipun begitu, daerah ini memiliki potensi untuk dilakukan budidaya perikanan dengan memanfaatkan air hujan.

“Wilayah Gunung Kidul bisa dikembangkan budidaya lele dumbo karena jenis ikan ini hanya membutuhkan sedikit penggantian air dan bisa hidup dengan baik di air tergenang,” kata Ir. Titik Sugiharto, M.Si., Rabu (17/10) saat melaksanakan ujian terbuka program doktor di Fakultas Pertanian UGM.

Sugiharto menuturkan wilayah Gunung Kidul cukup berpotensi untuk dikembangkan budidaya lele dumbo karena memiliki lahan budidaya yang luas. Adapun luas lahan yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya lele dumbo adalah 146.700 hektar dari luas wilayah kabupaten Gunung Kidul sebesar 1.485,36 km persegi. Sementara prosentase lahan yang bisa digunakan untuk budidaya lele dumbo adalah 2,3% dari keseluruhan wilayah yang ada, sedangkan saat ini lahan yang dimanfaatkan baru sebesar 23.019 meter persegi. “Baru 0,16% dari luasan wilayah dengan produksi sebesar 1.412.544 kg,” jelas Sugiharto yang bekerja di Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Yogyakarta ini.

Menurutnya produktivitas lahan dan produksi budidaya lele dumbo di Gunung Kidul masih rendah. Dari lima kecamatan yang digunakan sebagai sampel yaitu Paliyan, Playen, Nglipar, Semin, dan Ponjong dengan luas lahan budidaya 25.679 meter persegi dengan produksi lele dumbo 764.954 kilogram, produktivitasnya hanya sebesar 1,93 kg/m2/tahun. Nilai produktivitas yang relatif rendah dibandingkan rerata luas kolam yang tersedia sebesar 146.700 hektar. “Untuk itu masih sangat dimungkinkan dilakukan pengembangan luasan lahan budidaya,” jelasnya.

Disebutkan Sugiharto saat mempertahankan disertasi berjudul “Teknologi Pemanfaatan Air Hujan Untuk Pengembangan Budidaya Lele di Kabupaten Gunung Kidul,” selain memiliki potensi lahan budidaya yang luas, wilayah Gunung Kidul juga mempunyai curah hujan yang cukup. Dari lima kecamatan yang diteliti dalam 10 tahun terakhir memliki curah hujan sebesar 1.769 mm per tahun dengan rata-rata curah hujan setiap bulan 147,32 mm yang mempunyai sebaran 5,6 bulan kering dan 7,4 bulan basah. “ Dari hasil menampung air hujan sejumlah 206.503,20 liter per tahun dari setiap rumah bisa mencukupi kebutuhan 2 kolam beton atau kolam terpal seluas 12 m persegi sedalam 80 cm untuk 5 kali siklus budidaya lele dumbo,” papar pria kelahiran Klaten, 10 Oktober 1953 ini.

Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa teknologi budidaya lele dumbo yang paling produktif diterapkan di Gunung Kidul dengan memakai kolam terpal sangat maju dengan menerapkan aplikasi teknologi dalam budidaya perikanan. Budidaya dilakukan dengan memberikan pakan secara teratur 2-3 kali sehari serta memberikan pakan tambahan. Selain itu juga telah dilakukan water treatment dengan melakukan penggantian ataupun penambahan zat pengurang jamur. “Teknologi pemanfaatan air hujan dengan paket teknologi kolam terpal sangat maju sangat direkomendasikan di wilayah ini untuk meningkatkan produktifitas lahan, keuntunan pembudidayaan dan keberlanjutan produksi lele,” tuturnya (Humas UGM/Ika)

Berita Terkait

  • 60 Petani Kembangkan Pertanian Terpadu di Kawasan SUTET

    Wednesday,16 December 2009 - 15:31
  • Usaha Budidaya Lele, Warga Korban Merapi Butuh Pendampingan

    Friday,05 August 2011 - 14:21
  • Teliti Budidaya Rumput Laut, Muh. Irfan Raih Doktor

    Wednesday,17 September 2014 - 11:40
  • Teliti Sistem Saraf Otonom, Dosen FK Raih Doktor

    Monday,02 December 2013 - 14:55
  • Dosen Unibraw Raih Doktor Usai Teliti Virus Dengue

    Tuesday,25 September 2012 - 7:50

Rilis Berita

  • Masyarakat Lombok Utara Apresiasi KKN Kolaborasi UGM 28 January 2023
    Masyarakat memberikan apresiasi pelaksanaan KKN Kolaborasi yang dirintis oleh Universitas Gadjah
    Satria
  • Evaluasi dan Temu Mitra Supplyer Gerai UMKM 27 January 2023
    Sebagai media memfasilitasi pemasaran produk UMKM binaan sivitas akademika UGM, Gerai UMKM yang b
    Agung
  • Dirjen Diktiristek Puji Fasilitas Field Research Center UGM 27 January 2023
    Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam,
    Gloria
  • Raih Doktor Usai Teliti Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong 27 January 2023
    Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Sumberdaya Geologi, BRIN, Ir. Chusni Ansori, M.T., dinyatakan lu
    Agung
  • Rektor UGM Paparkan Konsep HPU di Kampus UNRAM 27 January 2023
    Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), memaparkan konse
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual