GUNUNGKIDUL – Musim hujan sudah tiba. Air dari langit pun mulai turun melimpah. Tapi tidak bagi Purwanto, 62 Tahun. Laki-laki paruh bayah ini masih tetap menjalankan rutinitasnya menyusuri jalan bebatuan menggunakan sandal jepit di tengah panasnya terik matahari. Seraya memikul dua dirigen air, ia harus naik turun bukit menuju mata air yang berjarak tiga kilometer dari tempat tinggalnya.
Butuh tiga bukit untuk dilewati menuju lokasi mata air. Sebuah selang kecil memanjang dari balik dinding bukit itu. Diujung selang tidak dipasang kran. Air pun mengalir bak pancuran. “Sehari bisa dua kali saya ke sini ambil air,†katanya bapak tiga anak ini.
Air yang diambil Purwanto bukan saja untuk minum keluarga tapi juga untuk kebutuhan tiga ekor hewan ternaknya. Purwanto bertutur, di Dusun Sureng, warga terbiasa mengambil air ke lokasi mata air. Soalnya untuk mengambil air di bak penampung harus mengeluarkan uang dari kantong. “Ini khan airnya bagi dua dengan lembu, ‘eman-eman’,†katanya.
Di dekat lokasi mata air itu, tidak hanya Purwanto. Sutarman, 50 tahun, melakukan hal yang sama. Membawa air 60 liter dalam dirigen air untuk kebutuhan satu ekor sapinya. Tidak lama kemudian para perempuan Dusun Sureng pun bergantian mengisi air dalam dirigen kecil dan beberapa botol minuman bekas untuk dibawa pulang.
Pompa Air Tenaga Surya
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi,serta Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Kidul tengah membangun instalasi pemasangan pompa air tenga surya. Peneliti Energi Terbarukan dari Teknik Fisika UGM, Dr. Ahmad Agus Setyawan mengatakan pihaknya telah memasang dua pompa dan dua panel surya agar bisa mengangkat sumber air yang berada di sekitar 3 kilometer dari rumah penduduk. “Sudah dalam proses tahap air, bulan depan sudah bisa dimanfaatkan warga,†katanya.
Kepala Dusun Sureng, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Suratman, ditemui disela-sela menerima kunjungan rombongan tim peneliti UGM mengatakan air yang diangkat lewat pompa surya ini nantinya akan dimanfaatkan oleh 250 KK. “Kita akan alirkan ke rumah penduduk lewat dua bak penampung utama,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)