• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Orasi Kebudayaan : Meneguhkan Jati Diri Jogja dan UGM

Orasi Kebudayaan : Meneguhkan Jati Diri Jogja dan UGM

  • 24 Oktober 2012, 11:35 WIB
  • Oleh: Agung
  • 4205

Mengawali Pekan Seni dan Budaya dalam rangka Dies ke-63 UGM, Rektor Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc menyampaikan Pidato Kebudayaan UGM Untuk Jogja. Pidato Kebudayaan yang berlangsung di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasumantri, Senin malam (22/10) berlangsung meriah diwarnai pembacaan puisi, penampilan gamelan kontemporer dan pameran lukisan perupa Jogja.

Dihadapan para seniman, budayawan dan akademisi, rektor mengatakan "UGM Untuk Jogja" menegaskan bentuk pengabdian, kecintaan, dedikasi dan kesetiaan UGM untuk Jogja. Jogja bukan sebagai ruang spasial dalam peta geografi, namun Jogja sebagai konsep abstrak yang menggambarkan nilai budaya, nilai perjuangan, cara berpikir, cara hidup dn bergaul. "Kebudayaan Jogja dalam ke-Indonesiaan telah menginspirasi pendirian dan pengisian kemerdekaan Indonesia. Bahkan ketika embrio Indonesia dilahirkan hampir secara paksa oleh para founding fathers, Jogja menjadi salah satu pengasuh setianya dan Jogja melindungi Indonesia baru dengan menjadi ibukotanya serta menjadi pelindung para pemimpinnya," ujar rektor.

Jogja, kata rektor, turut andil membangun karakter Indonesia yang baru, sebab di kota inilah putra-putri dari seluruh nusantara dipersatukan, belajar bersama, hidup dalam masyarakat. Di kota ini pula wong Jowo, wong Sumantrah, wong Sebrang dipersatukan dan di-Indonesia-kan.

Meski begitu, Jogja tidak men-Jogja-kan wong Sebrang dan wong Sumantrah, namun Jogja yang meng-Indonesia-kan para tamunya. Dalam kekinian, Jogja dengan suka cita meleburkan dirinya dan tidak lagi mengenal konsep Sumantrah atau Sebrang. "Yang ada adalah ke-Indonesia-annya," katanya.

Rektor merasakan UGM yang lahir dalam semangat ke-Indonesiaan, telah dibesarkan oleh Jogjakarta dan menyerahkan UGM untuk Indonesia. 13 pemimpin UGM menjadi contoh ilustrasi kecil bagaimana Jogja bukan saja membiarkan, namun juga mendukungnya. Rektor pertama, Prof. sardjito lahir di Magetan, Prof. Herman Johannes di NTT, drg. Nazir Alwi di Sumatra Tengah, Prof. Soeroso di Semarang, , Prof. Sukadji di Blitar, Prof. T. Jacob di Aceh, Prof. Koesnadi di Tasikmalaya, Prof. Moh. Adnan di Blora, Prof. Sukanto di Semarang, Prof. Ichlasul Amal di Jember, Prof. Sofian Effendi di Bangka dan Prof. Sudjarwadi di Klaten.

"Saya sendiri dari Bojonegoro, hal ini tentu menjadi pelajaran penting bagi Indonesia. Jogja tidak pernah canggung untuk meleburkan diri menjadi Indonesia. Jogja tidak pernah canggung membuka diri untuk Indonesia. Jogja tidak pernah canggung untuk memegang teguh nilai Jawa dalam ke-Indonesiaan. Jogja tidak pernah canggung untuk memegang teguh tradisi di tengah keglobalan dan pengembangan ilmu pengetahuan," tutur rektor.

Sebagai pribadi yang telah tinggal lama di Jogja, rektor mengakui Jogja bukan saja sebagai arena bersama bagi bertemunya warga dari berbagai etnis, agama dan daerah. Tetapi juga menjadi arena bertemunya kemajuan dengan kepedulian, arena bertemunya tradisi dan kemajuan serta arena bertemunya seni dengan ilmu pengetahuan. "Karena itu pertemuan kita malam ini ingin meneguhkan kembali simpul-simpul tersebut, simpul pertemuan, simpul kesinambungan, dan simpul keselarasan. Hal yang jarang dilakukan para seniman bertemu di kampus yang selama ini dikenal sebagai lembaga pendidikan dan pengetahuan. Kegiatan ini tentu saja bukan karena kita ingin tampil beda, kita benar-benar ingin meneguhkan jati diri Jogja dan jati diri UGM," tandasnya. (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • Merumuskan Jati Diri UGM Sebagai Universitas Pusat Kebudayaan

    Thursday,30 July 2020 - 10:22
  • Aktualisasi Jati Diri UGM sebagai Pusat Kebudayaan

    Saturday,30 October 2021 - 6:06
  • Emha Sampaikan Orasi Budaya di Kampus UGM

    Tuesday,28 December 2010 - 15:11
  • Sederet Atraksi dan Orasi Kebangsaan Memeriahkan Pembukaan PPSMB UGM 2017

    Monday,07 August 2017 - 15:52
  • Slank Konser di Hari Lahir Pancasila ke-73

    Monday,28 May 2018 - 13:46

Rilis Berita

  • Majalah Kabar UGM Raih Gold Winner SPS Awards 2023 21 March 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih tiga penghargaan pada ajang Serikat Perusahaan Pers
    Gusti
  • Talkshow Penutup Faculty Fair 2023: Penerapan SSPI Tidak Berpengaruh terhadap Proses Seleksi 20 March 2023
    Kemeriahan UGM Faculty Fair 2023 hari kedua ditutup dengan gelar wicara seputar pelaksan
    Satria
  • Pakar UGM Jelaskan Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Fisik dan Mental 20 March 2023
    Dalam hitungan hari umat muslim akan menjalankan ibadah puasa Ramadan. Melaksanakan ibadah puasa
    Ika
  • CfDS dan Perludem Bahas Peranan Teknologi Digital dalam Pemilu 2024 20 March 2023
    Penyelenggaraan Pemilu tahun 2024 merupakan kegiatan yang digelar dalam rangka menjaga keberlangs
    Agung
  • Universitas Gadjah Mada dan Western Sydney University Bertukar Pengalaman Implementasi SDGs 20 March 2023
    Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Western Sydney University (WSU) menga
    Gloria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual