• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Penting, Pemetaan Partisipatif Masyarakat Adat

Penting, Pemetaan Partisipatif Masyarakat Adat

  • 29 Oktober 2012, 16:09 WIB
  • Oleh: Ika
  • 5479
Penting, Pemetaan Partisipatif Masyarakat Adat

Upaya pemetaan tanah secara partisipatif oleh masyarakat adat penting dilakukan. Langkah tersebut diharapkan mampu meminimalisir terjadinya konflik antar suku, maupun dengan pihak swasta atau pemerintah atas klaim kepemilikan tanah adat. Selain itu peta yang telah dihasilkan dapat menjadi alat advokasi dalam mempertahankan hak-hak masyarakat adat.

“Oleh sebab itu penting bagi pemimpin suku mendorong masyarakatnya untuk melakukan pemetaan lahan secara partisipatif,” kata Direktur Sekolah Pascasarjana UGM, Prof. Dr. Hartono, D.E.A., D.E.S.S., Senin (29/10) di kampus setempat dalam rangkaian peringatan The 4th International Graduate Student Conference on Indonesia (IGSC).

Dalam sepuluh tahun terakhir berbagai konflik seputar perebutan tanah adat banyak bermunculan karena belum adanya batas-batas lahan yang jelas dan tegas. Konflik yang terjadi tidak hanya sengketa lahan antar suku, namun konflik dengan swasta dan pemerintah juga kerap terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Pembukaan lahan untuk kepentingan industri baik pertambangan maupun perkebunan menjadi salah satu penyebab konflik yang berkepanjangan.

Dr. Budiawan, staf pengajar prodi kajian Media dan Budaya Populer Sekolah Pascasarjana UGM menambahkan masyarakat adat di berbagai wilayah Indonesia tidak hanya dihadapkan pada konflik perebutan lahan, akan tetapi posisi mereka juga semakin terpinggir di tengah modernisasi. “ Masyarakat adat semakin terpinggir posisinya, tapi disiisi lain mereka semakin lantang menyuarakan kepentingannya. Ini terlihat dengan dibentuknya aliansi masyarakat adat nusantara (AMAN) yang muncul sebagai forum untuk menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi mereka,” jelasnya.

Menurut Budiawan , masyarakat adat tidak hanya semakin tersisih, kontribusi mereka dalam pembangunan juga sangat minim. “Masyarakat adat baru diposisikan sebagai komoditas pariwisata bagi pemerintah dan belum banyak dilibatkan dalam pembangunan,” terang Budiawan yang juga merupakan Ketua panitia IGSC.

Melihat kompleksitas yang dialami masyarakat adat Indonesia, disebutkan Budiawan , Sekolah Pascasarjana UGM berencana menggelar sejumlah kegiatan yang mengkaji tentang masyarakat adat dan kearifan lokal dalam pembangunan berkelanjutan. Beberapa acara tersebut diantaranya Orasi ilmiah “Wawasan Kebangsaan dan Kearifan Lokal’ dan malam pentas seni (30/10) serta seminar bertajuk “ Indigenous Communites and the Project of Modernity” (30-31/10) bertempat di University Club UGM. (Humas UGM/Ika)

Berita Terkait

  • Raih Doktor Usai Meneliti Pengelolaan Lingkungan Berbasis Peta Mental

    Thursday,27 July 2017 - 16:06
  • Pemetaan Partisipatif Kurangi Risiko Bencana

    Thursday,22 May 2014 - 12:27
  • Meredam Konflik di Kawasan Pertambangan

    Thursday,23 November 2017 - 13:49
  • UGM Luncurkan Peta 1.000 Ide untuk Code

    Thursday,27 January 2011 - 14:11
  • Pemerintah Segera Menyikapi Putusan MK Tentang Hutan Adat

    Saturday,06 July 2013 - 10:40

Rilis Berita

  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika
  • SPs UGM Lakukan Pengabdian di KHDTK Getas Blora 07 February 2023
    Sekolah Pascasarjana UGM (SPs) mengadakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Belu
    Agung
  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual