UGM kembali menorehkan prestasi di tingkat internasional, salah satu dosen dari Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Dr Suharyanto,ST., M.Eng, berhasil menerima penghargaan internasional berupa Japan Prize-Best Paper Award dalam International Symposium on Discharge and Electrical Insulation in Vacuum (ISDEIV) di Rumania, berlangsung pada 5-19 September 2008. Penghargaan ini memberikan pengakuan kepada dosen muda UGM ini sebagai penulis makalah ilmiah terbaik dari 222 makalah yang sempat dipublikasikan dalam jurnal IEEE Proceedings of ISDEIV 2006 di Matsue, Japan.
Menurut doktor umur 31 tahun ini, penyerahan penghargaan atas penelitiannya akan diserahkan pada dua tahun kemudian, di tahun 2010 karena merupakan syarat diberikannya penghargaan tersebut, setelah dimuat dalam jurnal IEEE, salah satu jurnal internasional yang paling bergensi di bidang teknik elektro.
“Untuk dapat diterima publikasi di jurnal tersebut umumnya diperlukan 6-18 bulan untuk proses review makalah yang dikirimkan. Sehingga penghargaan baru diberikan 2 tahun kemudian, di tahun 2010, karena syaratnya makalah harus sudah dipublikasi di IEEE,†kata Suharyanto dalam bincang-bincang dengan wartawan, Kamis (9/10) di Ruang Fortakgama.
Mendapatkan penghargaan sebagai pemakalah terbaik dalam kesempatan tersebut, sangat disyukuri oleh pria kelahiran Bantul 12 Nopember 1976 ini, karena menurut bapak tiga anak ini, ISDEIV adalah pertemuan ilmiah internasional terbesar yang dihadiri oleh ratusan peneliti berbagai negara di dunia baik yang berasal dari kalangan peneliti universitas, institusi penelitian dan industri.
Suharyanto sendiri berhasil terpilih sebagai penulis makalah ilmiah terbaik bersaing dengan 222 pemakalah yang ikut seleksi untuk dipublikasikan dalam jurnal IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers). Makalah yang ditulis oleh dosen muda UGM ini, dinilai oleh panitia internasional tersebut memiliki ide dan penemuan inovatif sehingga memberikan kontribusi yang paling signifikan dalam bidangnya, electrical discharge and electrical insulation in vacuum.
“Makalah saya memaparkan hasil penelitian yang mengembangkan advanced technology dalam evaluasi dan desain material isolator baru untuk peralatan tegangan tinggi, seperti circuit breaker yang ada di gardu-gardu listrik PLN, mikroskop elektron, particle accelerator, satelit ruang angkasa, dan peralatan kedokteran seperti rontgen dan MRI,†ujar pemilik makalah yang berjudul “Influence of Mechanical Finishing on Secondary Electron Emission Of Alumnia Ceramic†ini.
Diakui Suharyanto, keunggulan advance technology dari hasil penelitiannya adalah pengamatan secondary elektron emision pada material yang merupakan fenomena paling penting dalam proses awal jebolnya material isolator tegangan tinggi. Menurutnya, pengembangan teknologi ini di Indonesia dan negara tropis lainnya sangat penting dan terbuka lebar peluangnya di masa depan.
“Umumnya peralatan listrik tegangan tinggi yang digunakan di sini berasal dari luar negeri, sehingga didesain untuk lingkungan mereka yang beriklim sub tropis yang memiliki empat musim. Sementara kelembaban udara yang tinggi di negera tropis menyebabkan terganggunya peralatan listrik mahal yang diimpor dari luar negeri ini, mudah rusak, tidak tahan lama, dan sangat mahal serta ukurannya yang cukup besar,†imbuhnya.
Dekan Fakultas Teknik UGM, Dr Tumiran, dalam kesempatan tersebut menyampaikan dukungannya atas penelitian yang dilakukan oleh mantan mahasiswa bimbingan skripsinya. Menurut pandangan anggota Dewan Energi Nasional (DEN) ini, di Indonesia penelitian tetang kelistrikan sangat sedikit sekali apalagi yang fokus meneliti tentang isolasi listrik di ruang hampa udara. Saat ini, baru dirinya dan Suharyanto yang sudah meneliti tentang ini.
“Di Jepang penelitian tentang ini cukup banyak, namun saat ini banyak difokuskan tentang material isolasi tersebut yang dilakukan oleh Toshiba dan Mitsubishi, dan ini sangat sesuai dengan penelitian yang tengah dilakukan oleh Suharyanto,†katanya.
Diakui Tumiran, hasil penelitian Suharyanto tersebut merupakan terobosan besar yang dilakukan oleh peneliti Indonesia yang berhasil menyisihkan 222 makalah dari berbagai peneliti yang berasal dari 22 negara, sehingga perlu didukung untuk megembangkan penelitiannya ke tahap yang lebih sempurna.
Dalam waktu dekat ini, tambah Tumiran, dirinya bersama Suharyanto akan merintis kerjasama penelitian dengan institusi di Jepang dalam hal pengembangan material baru untuk peralatan tegangan tinggi yang sesuai untuk lingkungn tropis. Peneliti yang digandeng dalam penelitian ini adalah High Energy Acceerator Research organization (KEK) dan Saitama University, Jepang. (Humas UGM/Gusti Grehenson)