• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Dr. Citra Aryandari: Ritual Usaba Sambah Tetap Bertahan

Dr. Citra Aryandari: Ritual Usaba Sambah Tetap Bertahan

  • 10 Desember 2012, 19:12 WIB
  • Oleh: Agung
  • 5394
Dr. Citra Aryandari: Ritual Usaba Sambah Tetap Bertahan

Keberadaan Tenganan sebagai desa adat adalah fenomena yang menarik dalam peta kebudayaan Indonesia hingga saat ini. Memandang Tenganan Pegringsingan dengan melihat ritual Usaba Sambah sebagai aktivitas rutin yang dilakukan selama sebulan penuh dalam setiap tahun menjadi tujuan utama penelitian Citra Aryandari, M.A,dosen Jurusan Etnomusikologi, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

Citra menuangkan hasil penelitian tersebut dalam desertasi “Ritual Usaba Sambah: Sebuah Babak Dalam Kehidupan Masyarakat Tenganan Pegringsingan, Bali”. Iapun mempertahankan hasil penelitiannya pada ujian doktor UGM yang berlangsung di University Center, Senin (10/12).

Melalui pendekatan performance studies, secara khusus Citra mendiskripsikan dan menganalisa secara mendalam ritual Usaba Sembah yang terus berlangsung dan masih terjaga hingga saat ini. “Kerja keras leluhur orang Tenganan membuahkan hasil, terbukti sampai sepuluh abad kondisi wilayah Tenganan tidak jauh berbeda dengan yang tertulis pada lontar berdasar legenda yang ada,”paparnya.

Sayang, ketika orang Tenganan mulai berkenalan dengan pariwisata secara intensif sejak tahun 1960-an, kehidupan orang-orang didalamnya menjadi berbeda. Pemenuhan kebutuhan hidup tidak lagi berasal dari hasil kekayaan alam yang diturunkan nenek moyang, namun juga datang dari orang luar yang singgah di Tenganan sebagai Turis.

Meski begitu, kata Citra, ada ataupun tidak turis yang datang tidak mempengaruhi orang Tenganan dalam melakukan ritual secara rutin. Orang Tenganan adalah pemilik modal material berupa lahan ladang yang luas, yang hasilnya mampu mencukupi kebutuhan hidup dan ritual yang diselenggarakan sepanjang tahun.

Namun, keberadaan turis menyebabkan ritual menjadi sangat mewah dan megah. Salah satunya dalam Usaba Sambah ritual terbesar yang dilakukan selama satu bulan, seperti Mekare-kare atau perang pandan yang hadir sebagai ritus yang mengidentifikasikan Tenganan menjadi semakin 'ganas', untuk mengesankan keberanian orang Tenganan. “Sandiwara tersebut dipentaskan dengan 'sempurna' untuk turis dan orang Tenganan sendiri,”jelasnya.

Citra menuturkan Usaba Sambah adalah ritus yang dipuja sesuai kepercayaan masyarakat yang tertera dalam awig-awig, dan kini telah menjadi agenda pariwista Kabupaten Karangasem. Dari segenap aktivitas yang ditampilkan selama satu bulan dalam Usaba Sambah ditarik kesimpulan bahwasanya kegiatan makan, perang dan seks dianggap utama dalam ritus ini.

“Pendeklarasian kedewasaan dewa disimbolkan dengan aktivitas makan bersama disetiap ritual, perang sebagai puncak acara merupakan wahana berinteraksi masyarakat Tenganan secara luas, dan seks dalam pengertian hubungan Truna dan Daha yang dikonstruksi oleh ritus menjadikan praktek budaya di Tenganan masih berlangsung hingga kini,”tutur Citra yang dinyatakan luluas doktor UGM Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan seni Rupa. (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • Revitalisasi Ritual Barong Ider Bumi Masyarakat Using Banyuwangi

    Friday,20 November 2015 - 21:23
  • Raih Doktor Usai Teliti Ritual Konsumen Komunitas Fotografi

    Wednesday,13 December 2017 - 15:38
  • Dibalik Prosesi Ritual Tepung Tawar Masyarakat Melayu Natuna

    Monday,16 July 2018 - 15:35
  • Mahasiswa UGM Meneliti Mitos Ritual Seks di Gunung Kemukus

    Thursday,16 June 2016 - 13:02
  • Raih Doktor Usai Meneliti Mitos dan Ritual Masyarakat Manggarai

    Thursday,22 December 2016 - 14:47

Rilis Berita

  • Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo Meninggal Dunia 03 June 2023
    Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka atas meninggalnya salah satu guru besar terbaiknya
    Satria
  • Membangun Kemandirian dan Pengembangan Wisata Melalui Desa Binaan HMP UGM 03 June 2023
    Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (HMP UGM) melalui Bidang Aksi Sosial (Aks
    Satria
  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual