Selama dua hari, 14-15 Oktober 2008, Universitas Gadjah Mada melakukan assesment terhadap 704 berkas dosen guna mendapat tanda lulus sertifikasi. Ke-704 berkas ini adalah data para dosen PTS dan PTN di seluruh Indonesia.
Assesment dilakukan tim assesor UGM yang berjumlah 146 orang, terdiri dari para guru besar dan dosen bergelar doktor. Tim ini melakukan penilaian dari sisi diskripsi para dosen calon penerima sertifikasi.
“Proses assesment ini merupakan salah satu bagian yang penting di dalam sertifikasi, karena hal itu akan menentukan kredibilitas dari kegiatan sertifikasi dosen. Dengan begitu, peran panitia sertifikasi dosen yang melibatkan 146 assesor ini sangat penting,” ungkap Prof Ainun Na’im MBA PhD.
Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi dan Sumber Daya Manusia UGM mengatakan hal itu saat membuka kegiatan assesment di ruang Balai Senat UGM, Selasa (14/10). Selaku wakil ketua panitia sertifikasi dosen, dirinya menjelaskan bila assesment bukan satu-satunya kegiatan guna mendapatkan sertifikasi, melainkan sebagai bagian dalam rangka upaya meningkatkan proses belajar mengajar, khususnya kualitas dosen.
“Sehingga dengan adanya sertifikasi ini, mutu akademik, khususnya mutu dosen, mutu belajar mengajar diharapkan meningkat, dan kalau terjadi peningkatan berarti salah satu faktor penentunya adalah assesor,” jelasnya.
Proses assesment diakui hanyalah bagian dari berbagai proses yang harus dilewati para dosen guna mendapatkan sertifikasi. Sebelum itu, berkas para dosen calon penerima sertifikasi telah melalui berbagai tahap penilaian.
Seperti penuturan Direktur SDM UGM, Haryadi SH MM, mereka yang mengajukan sertifikasi telah mendapat penilaian dari mahasiswanya, teman sejawat, atasan, bahkan oleh dirinya sendiri. Semua penilaian itu sudah ada di dalam blangko.
“Yang dinilai hari ini dan esok adalah portofolio deskripsi diri ke-704 calon penerima sertifikasi. Mereka terbagai ke dalam beberapa rumpun, hari ini penilaian untuk rumpun agro dan science, besok penilaian untuk klaster kesehatan, sosial humaniora dan teknik. Jadi yang dinilai assesor ini yang terkait deskripsi diri. Empat nilai yang lain sudah ada, tinggal nunggu nilai yang ini. Nanti semua nilai itu digabungkan, hasilnya seperti apa, lolos atau tidak,” jelas Haryadi.
Haryadi menambahkan dosen UGM yang mengajukan sertifikasi, justru dalam pelaksanaannya menghadapi assesor dari luar UGM. Dari 270 dosen UGM yang mengajukan sertifikasi, semuanya sudah dikirim ke beberapa Perguruan Tinggi.
“Ada yang di ITB, UI, IPB, Unair, Andalas, UNDIP atau UNS. Ketentuan peraturan memang seperti itu, dosen UGM yang akan melakukan proses sertifikasi melalui assesor dari luar UGM,” tambahnya.
Sementara Prof Dr Endang Baliarti selaku koordinator tim pelaksana harian sertifikasi dosen menerangkan bahwa proses sertifikasi dosen yang berlangsung di UGM merupakan yang terbanyak diantara Perguruan Tinggi lain. Bila di UGM, tim assesor melakukan assesment terhadap 704, maka di Perguruan Tinggi lain sekitar 400-500. (Humas UGM)