• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Flu Burung Jenis Baru Sebabkan Ribuan Itik dan Unggas Mati Mendadak

Flu Burung Jenis Baru Sebabkan Ribuan Itik dan Unggas Mati Mendadak

  • 26 Desember 2012, 15:59 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 7208
  • PDF Version
Flu Burung Jenis Baru Sebabkan Ribuan Itik dan Unggas Mati Mendadak

YOGYAKARTA -- Flu Burung atau Avian Influenza (AI) yang menyerang ribuan itik di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur diindikasikan jenis flu burung baru. Bahkan virus ini mulai menyerang unggas lain seperti ayam dan burung puyuh. Hal ini menyusul banyaknya laporan ayam pedaging dan ayam kampung yang mati mendadak di beberapa wilayah Kabupaten Sleman DIY.

Ahli Virologi Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Prof. drh. Widya Asmara, S.U., Ph.D., mengatakan kasus kematian massal pada peternakan itik sebagaian besar teridentifikasi disebabkan oleh virus AI sub-tipe H5N1 clade 2.3.2.1 meski beberapa disebabkan virus Newcastle Disease (ND). Menurutnya virus clade ini bukan merupakan hasil mutasi dari virus AI clade 2.1 yang sebelumnya sudah mewabah di Indonesia. “Dipastikan, ada virus baru masuk baru ke Indonesia,” kata Guru Besar FKH UGM kepada wartawan, Selasa (26/12).

Meski virus ini sudah menyebar 2010 lalu di Nepal, kemudian di India, Bangladesh, China hinggga ditemukan pada itik di Fukushima Jepang pada tahun 2011. Widya memastikan virus ini baru masuk ke Indonesia menjelang pertengahan akhir tahun 2012 ini. Besar kemungkinan masuknya virus clade 2.3.2.1 dibawa oleh burung liar yang bermigrasi dari Asia ke pantai-pantai di Indonesia akibat musim dingin di belahan bumi utara. Namun tidak menutup kemungkinan, masuknya virus ini akibat adanya perdagangan antar Negara yang tidak terdeteksi membawa virus AI. Gejala yang ditunjukkan pada unggas yang terinfeksi virus ini, seperti unggas nampak lemas, sering berputar-putar, mata keputihan seperti katarak, yang dilanjutkan dengan kematian mendadak.

Menurut Widya, vaksin untuk jenis virus baru yang masuk ke Indonesia belum tersedia. Saat ini menurut Widya Asmara para peneliti dalam negeri terus berusaha membuat vaksin baru dengan melakukan uji isolat, uji kandidat vaksin, dan melakukan reaksi silang dengan vaksin yang lama. Untuk mencegah penyebaran virus ini lebih meluas, ia merekomendasikan kepada peternak dan balai besar veteriner untuk melakukan pemusnahan tebatas, dekontaminasi, memperketat pengawasan perdagangan unggas dari daerah yang sudah terinfeksi.

Empat Bulan 113.700 Itik Mati

Sedikitnya ada 113.700 ekor itik di tiga provinsi, Jateng, Jatim dan DIY dilaporkan mati mendadak akibat serangan avian inflenza (AI). Ironisnya ratusan itik ini mati dalam kurun empat bulan terakhir. Berdasarkan data dari Balai Besar Veteriner (BB Vet) DIY diketahui bahwa, kematian itik akibat AI ini merata di tiga provinsi yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY. Epidemologist BBVet DIY, Putut Djoko Purnomo mengatakan, serangan AI pada itik di tiga provinsi ini mulai ditemukan pada September lalu di Jawa Tengah. "Kematian itik ini terus mewabah hingga daerah lain dan mencapai puncaknya pada Desember ini," tandasnya.

Berdasarkan data kata dia, jumlah itik yang mati akibat AI ini di Jateng mencapai Jateng 64 ribu ekor di 23 Kabupaten. Sedangkan di Provinsi Jawa Timur mencapai 45 ribu ekor itik di 20 Kabupaten. Di DIY sendiri jumlah itik mati akibat virus ini mencapai 4.700 ekor di tiga kabupaten yaitu Kulonprogo, Bantul dan Sleman.

Diakuinya, virus AI yang menyerang Itik di tiga provinsi ini memang jenis H5N1 jenis yang baru yaitu clade 2.3.2.1. "Memang ada yang clade lama yaitu 2.1, tetapi banyak juga yang terserang virus clade baru ini," tegasnya.

Pihaknya baru akan melakukan penelitian terhadap unggas non bebek yang dilaporkan mati mendadak tersebut. Namun begitu, pihaknya berharap peternak unggas di DIY dan sekitarnya terus melakukan desinvektan secara rutin untuk menghindari serangan virus tersebut. Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian labolatorium BBVet terhadap Itik yang mati mendadak di Jatim, Jateng dan DIY diketahui bahwa unggas jenis ini mati akibat serangan flu burung jenis H5N1 clade (kelompok) 2.3.2.1., Kelompok virus ini lebih ganas dari kelompok virus sebelumnya yaitu AI clade 2.1.

Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal DIY, Ismartoyo mengatakan, sebagian besar unggas yang mati akibat virus itu di DIY berada di daerah pinggir pantai. Sebagian besar peternakan Itik di DIY memang berada di daerah pinggir Pantai dari Bantul hingga Kulonprogo. Kendati kerugian yang diderita peternak unggas di DIY tidak sebesar dengan peternak di Jawa Timur. Dia menyebutkan peternak di DIY rata-rata memiliki hewan peliharaaan dibawah 1500 ekor sedangkan di Jawatimur mencapai di atas 5000 ekor. Namun demikian ia mengharapkan perhatian serius dari pemerintah untuk segera turun tangan. “Masalah penyakit ini sebenarnya taggungjawab pemerintah. Jangan sapi mati (pemerintah) sibuk, tapi kalo ayam dan itik mati disepelehke,” keluhnya.

Ia mengakui, virus flu burung yang menyerang Itik di DIY dibawa dari Jawa Timur. Pasalnya kata dia, suplai telur untuk penetasan Itik di DIY diambil dari Blitar dan Kediri, Jawa Timur. Menurutnya, peternak Itik DIY setiap hari mendatangkan 8 ton telur Itik dari kedua wilayah itu. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Pakar UGM: Flu Burung Tidak Menular Antar Manusia

    Friday,05 November 2021 - 15:36
  • Pakar UGM membantah adanya Penularan Virus Flu Burung antar Manusia

    Tuesday,04 September 2007 - 13:41
  • Vaksinasi Unggas Berpotensi Memunculkan Penyebaran Wabah

    Friday,16 February 2007 - 12:37
  • Kapasitas Peternakan Itik Nasional Perlu Ditingkatkan

    Friday,11 May 2018 - 15:36
  • Luuk Schooman: Populasi Unggas di Indonesia Capai 1,6 Milyar Ekor

    Thursday,21 May 2015 - 15:39

Rilis Berita

  • Mendiskusikan Borobudur Sebagai Kawasan Wisata Super Prioritas 28 June 2022
    Borobudur berbeda dengan destinasi-destinasi wisata yang lain, semisal Dieng, Sangiran dan lain-l
    Agung
  • Epilepsi dan Penanganannya 28 June 2022
    Epilepsi atau banyak dikenal sebagai ayan adalah gangguan kelistrikan yang terjadi di dalam otak.
    Satria
  • UGM Dukung Mitigasi Perubahan Iklim Lewat Kegiatan Tridarma 27 June 2022
    UGM menyatakan komitmennya dalam upaya mendukung mitigasi perubahan iklim akibat pemanasan global
    Ika
  • Peneliti UGM Beri Masukan Terkait Pengelolaan Cukai Tembakau ke BAKN DPR 27 June 2022
    Universitas Gadjah Mada menerima kunjungan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (B
    Gloria
  • Epidemiolog UGM: Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Klaster Libur Lebaran dan Varian Omicron Baru 27 June 2022
    Belakangan ini jumlah kasus harian Covid-19 lebih dari 2,000 kasus. Total jumlah kasus aktif hing
    Gusti

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual