Universitas Gadjah Mada mewisuda 1356 orang lulusan pascasarjana, terdiri atas 1318 magister, 27 spesialis dan 11 doktor dalam wisuda program pascasarjana, Rabu (29/10), di Gedung Grha Sabha Pramana (GSP) UGM. Dengan demikian, hingga Oktober 2008, UGM telah meluluskan 38.137 magister, 1164 spesialis dan 999 doktor. Rerata lama studi dalam wisuda kali ini adalah 2 tahun 2 bulan untuk program magister, 3 tahun 4 bulan untuk spesialis dan 5 tahun 2 bulan untuk program doktor.
Jumlah wisudawan-wisudawati yang lulus dengan predikat cum laude kali ini, menurut Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi Keuangan dan Sumberdaya Manusia UGM Prof Dr Ainun Na’im MBA cukup menggembirakan, yakni 267 orang, atau 19, 7 persen terdiri 260 magister, 3 spesialis dan 4 doktor. Di antara para penyandang predikat cumlaude tersebut, 25 magister mencetak indeks prestasi kumulatif sempurna yakni 4,00.
“Untuk ini, atas nama Universitas Gadjah Mada, saya ucapkan selamat atas keberhasilan ini, dan saya ucapkan selamat pula kepada semua wisudawan-wisudawati yang telah berhasil mencapai derajat kesarjanaan yang lebih tinggi,†kata Ainun Na’im saat memimpin Upacara Wisuda Pasca Sarjana UGM Periode Oktober 2008.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya berpesan kepada para wisudawan dan wisudawati bahwa derajat kesarjanaan yang lebih tinggi merupakan capaian yang patut untuk disyukuri. Dan hal itu perlu dimaknai sebagai tantangan untuk mencapai performa yang lebih tinggi dalam menjalankan aktivitas profesionalisme sehari-hari. Kendati demikian, pencapaian derajat kesarjanaan yang tertinggi sekalipun tetap harus banyak belajar lebih banyak lagi untuk meningkatkan kualitas sebagai manusia dan kualitas dalam menjalankan peran di masyarakat.
“Kita tetap tidak dapat berhenti belajar hingga sepanjang hayat, karena hidup di dunia ini untuk belajar dan belajar, tidak hanya cukup menjadi manusia yang pandai dan pintar, namun juga menjadi manusia yang baik,†imbuhnya.
Ainun Na’im menyatakan bahwa perkembangan program pascasarjana di UGM dari waktu ke waktu telah memperlihatkan peningkatan yang cukup menggembirakan baik secara kuantitas maupun kualitas. Meskipun demikian, kata Ainun Na’im, untuk menjawab tantangan masuknya UGM dalam percaturan global seiring dengan diposisikannya UGM pada peringkat 316 dunia, maka kuantitas dan kualitas program pascasarjana UGM tidak hanya perlu ditingkatkan, namun perlu diakselerasi melalui kerja keras yang terencana dan sinergis.
“Kuantitas dan kualitas program pascasarjana menjadi salah satu aspek penting dalam sebuah universitas riset berkelas dunia seperti UGM ini. Untuk itu, saat ini universitas bersama-sama dengan segenap pengelola program pascasarjana sedang melaksanakan pembenahan-pembenahan yang diperlukan,†katanya.
Dikatakan Ainun, saat ini jumlah mahasiswa program pascasarjana UGM sudah mencapai 26 persen dari jumlah seluruh mahasiswa yang ada di UGM. Berbagai upaya kini sudah dan sedang dilakukan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa pascasarjana tersebut, salah satunya mendorong lulusan sarjana untuk langsung melanjutkan studi ke jenjang S2.
“Diharapkan jumlah tersebut akan meningkat dari waktu ke waktu dan ditargetkan mencapai 30 persen pada tahun 2012 nanti,†jelasnya.
Diakui oleh Ainun, dibandingkan dengan universitas-universitas terbaik dunia, dimana jumlah mahasiswa pascasarjananya sudah mencapai 35 hingga 40 persen, maka target UGM tersebut dinilainya masih cukup untuk digapai.
Sementara dalam hal peningkatan kualitas program pascasarjana, salah satu upaya yang sedang dilaksanakan universitas adalah meningkatkan kualitas tes masuk dalam rangka menjamin kelancaran proses pembelajaran mahasiswa yang didorong untuk melakukan riset-riset yang berkualitas.
“Memperoleh riset berkualitas tinggi dengan cara mendorong mahasiswa melakukan riset-riset multidisipliner atau melibatkan beberapa disiplin ilmu sekaligus. Riset semacam ini akan mampu memberikan manfaat yang lebih besar, baik bagi industri, pemerintah, maupun rakyat banyak,†jelasnya.
Dalam akhir pidatonya, Ainun Na’im mengajak para wisudawan dan wisudawati untuk terus turut mendukung komitmen dan peran UGM dalam menyelesaikan masalah bangsa dengan pendekatan kerakyatan dan sosiokultural Indonesia, mencakup advokasi keungggulan lokal ke tingkat dunia.(Humas UGM/Gusti Grehenson)