Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada menjalani visitasi untuk sertifikasi akreditasi internasional ASIIN (Accreditation in Engineering Computer Sciences Natural Sciences Mathematics) untuk lima program studi, pada 15-16 Januari mendatang. Kelima program studi dari Fakultas Farmasi tersebut, yakni Program Sarjana Farmasi, Profesi Apoteker, Magister Ilmu Farmasi Magister Farmasi Klinik, Magister Manajemen Farmasi, dan Doktor Ilmu Farmasi.
Akreditasi dihadiri oleh penguji ASIIN, pimpinan universitas, dan perwakilan fakultas untuk mengelaborasi kualitas program akademik dan non akademik UGM. Sejumlah topik dibahas dalam diskusi bersama penguji, antara lain adalah mobilitas mahasiswa, kolaborasi riset, pembiayaan, hingga kegiatan mahasiswa. “Akreditasi internasional ini merupakan komitmen UGM untuk mengakselerasi kualitas pendidikan, dan melihat potensi kontribusi di masyarakat,” ucap Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Dr. Wening Udasmoro, Rabu (15/1), di ruang Multimedia Gedung Pusat UGM.
Rainer Arnold Dipl. Phys, salah satu asesor ASIIN membahas soal bagaimana upaya fakultas farmasi UGM dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempromosikan program studi. Dalam kesempatan tersebut, Wening menyampaikan UGM memiliki berbagai program mobilisasi internasional bagi mahasiswa dan dosen. “Jumlah mahasiswa yang mendapat program exposure internasional sudah mencapai 2.000 mahasiswa,” katanya.
Pada 2024, kata Wening, program seperti Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) dari pemerintah dan kerja sama antar universitas mampu mengakomodasi mahasiswa untuk belajar di universitas luar negeri. “Kita percaya bahwa upaya pertukaran budaya dalam mobilisasi mahasiswa menjadi salah satu pilar UGM. Ini juga merupakan cara untuk mengetahui situasi global dan berkolaborasi,” tutur Wening.
Untuk kerja sama internasional, kata Wening, Fakultas Farmasi UGM sudah memiliki program kerja sama dengan Leiden University dan Groningen University dalam program pertukaran mahasiswa. Bahkan komitmen kerja sama internasional ini diwujudkan melalui kolaborasi riset bagi dosen untuk menerbitkan jurnal-jurnal berstandar internasional.
Direktur Kemitraan dan Relasi Global UGM, Prof. Dr. Puji Astuti, S.Si., M.Sc., menjelaskan bahwa mobilisasi dosen sangat efektif untuk membangun networking internasional dan meningkatkan kualitas riset-riset universitas.
Tak hanya itu, UGM juga menjaga kualitas dengan merekrut tenaga pendidik yang memiliki pengalaman internasional atau paling tidak pernah berpartisipasi dalam jejaring global. Direktur Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Gandes Retno Rahayu, menuturkan program ini membuka kesempatan bagi tenaga pendidik UGM agar terekspos dunia internasional. “UGM juga punya program pelatihan untuk para dosen maupun tenaga kependidikan. Kami mendatangkan pakar, sesuai kebutuhan. Mereka akan datang dan menjalankan pelatihan di UGM,” terangnya.
Selanjutnya, asesor ASIIN lainnya, Prof. Dr. Moritz Bünemann dari University of Marburg – Phillips menanyakan terkait upaya UGM mengelola kualitas pembelajaran berkaitan dengan mahasiswa. Gandes menjelaskan bahwa UGM menerapkan komunikasi terbuka dengan mahasiswa dengan feedback dan diskusi untuk meningkatkan pembelajaran. “Mahasiswa kami ini kritis sekali, mereka sering mengajukan evaluasi pada fakultas bahkan tingkat universitas. Saya kira ini baik sekali karena menciptakan peran seimbang,” terangnya.
Upaya tersebut juga dimasukkan dalam sistem SIMASTER dalam Evaluasi Dosen Oleh Mahasiswa (EDOM) yang dilakukan setiap ujian tengah maupun akhir selesai. Mahasiswa dapat memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran, bahkan memberikan saran dan feedback untuk universitas. Dalam kasus lain, mahasiswa juga aktif menggelar sesi diskusi dengan fakultas ataupun advokasi terhadap layanan atau kebijakan kampus.
Seperti diketahui, proses asesmen akreditasi ASIIN Fakultas Farmasi UGM digelar selama dua hari, yakni 15-16 Januari 2025. Penilaian kembali dilakukan setelah dua program studi mendapatkan sertifikasi ASIIN pada 2021 lalu, dan diperbarui pada tahun ini untuk dua program. Harapannya, akreditasi mampu menjadi upaya UGM untuk konsisten mengevaluasi dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran.
Penulis : Tasya
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Donnie