Ketersediaan air minum dari hari ke hari cenderung semakin menipis. Sebagai bahan kebutuhan pokok manusia, jumlah kebutuhan air minum semakin meningkat tiap tahun seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
Permasalahan ini tentunya mendesak untuk segera diselesaikan. Karena hampir di setiap musim kemarau, banyak masyarakat merasakan kesulitan dan kelangkaan untuk mendapatan air minum.
Demikian disampaikan Dr. Ir. Radianta Triatmaja saat membuka Kursus Singkat Aplikasi Software Waternet untuk Perancangan Air Minum Perpipaan, Rabu (5/11) di kampus UGM. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, 5-8 November 2008 ini di selenggarakan Pusat Studi Ilmu Teknik UGM diikuti 35 peserta dari perguruan tinggi, PDAM dan Pemerintah Daerah.
Menurut Radianta sumberdaya air mestinya bisa dimanfaatkan secara efektip dan efisien. Cara-cara yang dilakukan, katanya, dengan perancangan serta pengelolaan jaringan pipa untuk Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
“Itu merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan layanan sekaligus efisiensi,” ujar Kepala Lab Hidrolika dan Hidrologi PSIT UGM ini.
Dikatakannya, pengelola model SPAM akan memberikan lebih banyak dana yang dapat digunakan untuk konservasi sumberdaya air. Dengan demikian akan mampu mencukupi kebutuhan yang terus meningkat.
Wakil Pengelola Program Magister Pengelolaan Sumber Daya Air UGM berharap pelatihan ini mampu memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada pihak-pihak yang langsung terkait dengan SPAM. Karena Software WaterNet sendiri, katanya, telah banyak digunakan dalam perancangan jaringan air minum di Indonesia serta digunakan untuk pendidikan di berbagai universitas.
“Akhirnya diharapkan dengan pelatihan ini akan meningkatkan sumberdaya manusia dan professional di bidang sumberdaya air, sehingga mampu memberikan layanan yang semakin baik,” harapnya. (Humas UGM)