Yogya, KU
Fakultas Kehutanan UGM akan lebih meningkatkan peran dalam bidang pendidikan, riset dan pengabdian kepada masyarakat baik di tingkat nasional maupun internasional. Khusus pada level nasional, fakultas kehutana UGM akan lebih meningkatkan peran penanganan permasalahan-permasalahan nasional yang dihadapi secara nasional sehingga mampu memberikan solusi yang terbaik guna pembangunan dan perkembangan bidang kehutanan.
Demikian disampaikan oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM Prof Dr Ir Moch Na’im MAgr dalam Pidato Laporan Tahunan Dekan tahun 2008 saat bersamaan Peringatan Dies Natalis ke-45 dan perayaan Lustrum IX, Jumat (7/11) di ruang auditorium Fakultas Kehutanan UGM.
Dalam laporan akhir tahunnya, Na’im menjelaskan jumlah lulusan program sarjana Fakultas Kehutanan UGM saat ini berkisar rata-rata 253 orang per tahun. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan jumlah mahasiswa baru yang diterima pada periode sebelumnya rata-rata hanya berkisar 202 mahasiswa per tahun. Sementara pada tahun 2008 ini, jumlah mahasiswa baru program S1 yang diterima sebanyak 173 orang dari peminat sebanyak 1.215 orang.
“Jumlah peminat untuk masuk ke fakultas Ekhutanan dari tyahuan ke tahun reltif stabil yaitu senbanyak 1200 orang,†kata Mochammad Naim
Adapun lama studi lulusan Fakultas Kehutanan, tambah Na’im, menunjukkan trend yang lebih cepat dengan rata-rata studi hanya 5 tahun 3 bulan dengan IPK 3,05. Jumlah lulusan yang tepat waktu pun juga menunjukkan peningkatan menjadi rata-rata 40 persen dengan lulusan dengan predikat cumlaude yang rata-rata 9 persen.
Sementara jumlah staf pengajar (dosen) yang ada di Fakultasnya terdiri atas 114 orang, diantaranya 93 dosen tetap, 13 dosen honorer dan 8 orang tenaga kontrak. Ditinjau dari tingkat pendidikan staf pengajar ini, sebnayak 17,2 persen berpendidikan S1, 48,4 persen berpendidikan S2 dan 34,4 persen berpendidikan S3.
“Sebanyak 38 orang staf pengajar sedang mengikuti program master dan doktor, terdiri 23 orang menempuh program S2 dan S3 di dalam negeri dan sisanya 15 orang mengambil di luar negeri,†ungkapnya.
Dalam pidato Dies Natalies yang berjudul “Keharusan Baisis Ekosistem dalam Pengelolaan Hutan dan Lahanâ€, disampaikan oleh Prof Dr Ir Djoko Marsono menekankan pentingnya pendekatan pengelolaanm hutan dalam kerangka perlindungan sistem penyangga kehidupan yang paling mudah yang diikuti melalui pengelolaan hutan dan lahan yang berbasis ekosistem daerah aliran sungai (DAS).
Dengan mengacu pada ruang lingkup dan pola dasar perencanaan kegiatan pengelolaan DAS, kedudukan pengelola DAS sangat strategis dalam mengamankan tutupan lahan di kawsannya, baik di dalam maupun luar kawasan hutan. (Humas UGM/Gusti Grehenson)