Menteri Kehutanan RI Dr MS Kaban meresmikan peletakan batu pertama pembangunan gedung pascasarjana Fakultas Kehutanan UGM, Sabtu pagi (8/11) di Kampus UGM. Peresmian dimulainya pembangunan gedung ini, dialkukan bersamaan dengan perayaan Lustrum IX dan Dies Natalis Ke-45 Fakultas Kehutanan. Selain memberikan peletakan batu pertama, MS Kaban secara simbolis menyerahkan bantuan bibit satu juta pohon Jati Unggul Nusantara kepada pengurus kelompok tani Pager Gunung, Piyungan, Bantul.
Menurut Dekan Fakultas Kehutanan Prof Dr Ir Mochammad Na’im MAgr, rencananya gedung pascasarjana kehutanan ini terdiri dari tiga lantai yang dibangun di areal seluas 1800 meter persegi dengan menghabiskan dana sebesar 6,25 milyar.
“Sebenarnya gedung ini sudah direncanakan sejak dua tahun yang lalu, namun karena terkendala ijin dari Rektor yang belum turun, sehingga pembangunannya tertunda,†kata Na’im
Adapun dana untuk membangun gedung tersebut, kata Naim, diambil dari dana RKAT dan DIPA Universitas, serta sumbangan dari para alumni. Gedung yang terletak di sayap timur fakultas kehutanan ini, tambah Naim, nantinya digunakan sebagai tempat pengelolaan program master dan doktor, terdiri ruang administrasi keuangan dan akademik, kantin, ruang IT serta ruang untuk kursus singkat di bidang kehutanan.
MS Kaban sendiri mendukung pendirian Gedung Pascasarjana Fakultas Kehutanan UGM. Menurutnya,dengan adanya program pascasarjana kehutnan ini, kata Kaban, setidaknya mampu mempertahankan keberlangsungan dan kelanjutan pendidikan kehutanan di perguruan tinggi yang ada di Indonesia . Lebih lanjut ia menambahkan, di beberapa negara seperti Amerika, Rusia dan Brazil , jurusan kehutanan sedang mengalami penurunan kuantitas dan kualitasnya.
“Rusia, Amerika dan Brazil jurusan kehutanan sedang slowdown, saya berharap di kita masih tetap langgeng,†ungkapnya.
Sementara untuk mempercepat proses pembangunan gedung tersebut, MS Kaban mengusulkan agar pengurus Fakultas Kehutanan UGM melibatkan solidaritas para alumni dan forester (rimbawan) untuk berkontribusi membantu menyumbangkan dana dalam membantu jalanya pembangunan gedung.
“Saat ini jamannya pemotongan, tak etrkecuali anggaran pemerintah kita yang kini memiliki keterbatasan, namun dengan kesulitan yang kita hadapi, tentunya kita tidak boleh berhenti untuk berusaha, sehingga dengan semangat kebersamaan, semua urusan akan bisa selesai,†katanya.
Pembalakan Liar
Kebijakan operasi terhadap pembalakan liar saat ini, kata kaban, kini lebih difokuskan di Provinsi Kalimantan Barat dan Papua, dan kini prosesnya sudah berjalan. Diakuinya, pelaku pembalakan liar ini dinilainya semakin sedikit meski para pelaku yang ada juga semakin pintar.
“Pada prinsipnya, usaha pemberantasan ini tidak boleh berhenti, kita akan mengevaluasi sistem yang kita bangun, supaya semua celah kelemahan dapat kita atasi, karena setelah kita lihat, banyak dari pelaku-pelaku ini memanipulasi surat pelelangan yang dibuat berulang-ulang tanpa menyertakan berita acara pelelangan,†ujarnya.
Kaban menyebutkan, prosentase penanganan terhadap pelaku pembalakan liar mencapai sekitar 85 persen tingkat keberhasilannya, berkat adanya kecermatan dari pihak petugas dan informasi yang diberikan oleh masyarakat.
“Meskipun medan yang kita lalaui cukup jauh dan modus mereka jauh lebih rapi, †katanya.
Diakui oleh Kaban, upaya pemberantasan illegal logging ini banyak mendapat dukungan dari banyak negara dalam mendukung pemberantasan kejahatan illegal loging, sehingga tingkat frekuensi dan volume kasus pembalakan liar menjadi jauh lebih menurun.
MS Kaban juga sempat menyinggung tentang program penghijauan yang dikenal dengan program gerakan menanam pohon diakui sudah cukup berhasil. Terbukti tahun 2007 lalu gerakan menanam 79 juta pohon oleh masyarakat dan satu juta pohon oleh ibu-ibu, dalam realisasinya bisa mencapai di atas seratus juta pohon atau mampu menanam di atas lahan seluas seratus ribu hektar.
“Ini hasil dari partisipasi masyarakat, tahun 2008 ditargetkan kita mampu menanam 110 juta pohon dengan gerakan menanam masyarakat sebanyak 100 juta pohon dan ibu-ibu menanam 10 juta pohon, harapan kita akan terealisasi sampai 150 juta pohon atau 150 juta hektar,†katanya.
Gerakan menanam pohon ini menurut Kaban kini sudah tidak lagi tergantung dengan pemerintah namun melibatkan seluruh elemen masyarakat, Perguruan Tinggi, mahasiswa, pondok pesantren dan kelompok agama. Untuk tahun 2009, kata Kaban, pemerintah berencana menanggarkan dana sekitar 9 triliun untuk mendukung program gerakan menanam pohon. (Humas UGM/Gusti Grehenson)