Yogya, KU
UGM kehilangan tokoh sejarawan senior Prof Dr A Sartono Kartodirdjo (85), tutup usia pada hari Jumat dinihari, 7 Desember 2007 pukul 00.45 WIB di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Guru Besar Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini meninggal setelah satu bulan dirawat di rumah Sakit.
Nandito (33), cucu dari Prof Sartono menuturkan sudah satu bulan dirawat di rumah sakit menderita sakit akibat proses penuaan.
“ Beliau menderita sakit Geriatri atau proses penuaan dengan gejala penurunan metabolisme tubuh, penurunan fungsi pernafasan,†ujar Nandito, Jumat (7/12) kepada wartawan di komplek perumahan dosen bulak sumur UGM.
Prof Sartono meninggalkan satu orang isteri Sri kadaryati (80) dan dua orang anak Nimpuno (57) dan Roswita (53), serta satu orang cicit. Rencananya Besok, Sabtu (8/12) sebelum disemayamkan di makam keluarga Astana Kadarismanan, Brengos Lor, Unggaran Semarang akan dilakukan upacara penghormatan terakhir di Balairung UGM sekitar jam 10.00 WIB.
Menurut Nandito, pesan terakhir yang disampaikan oleh kakeknya adalah dalam hidup seorang akademisi jangan hanya meniru pohon pisang yang hanya berbuah sekali.
“Seorang akademisi, seseorang tidak boleh meniru pohon pisang yang hanya berbuah sekali. Dalam pengembangan ilmu, seorang akademisi harus terus berkarya selama hidupnya,†katanya.
Adapun keteladanan yang patut diconoh dari beliau, tambah Nandito, yakni ketekunan, ketelitiaan, kesederhaan, ketabahan, dan keberpihakan kepada orang yang yang kecil, apalagi para petani. (Humas UGM/Gusti Grehenson)