Memperingati Dies ke-59, UGM kembali mengadakan acara bakti sosial yang diselenggrakan diarea outbound Banyu Sumilir dan pasar Kasultanan Sorowulan, Purwobinaganm Sleman, Minggu (16/11). Kegiatan bakti sosial ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha UGM Prof Ir Toni Atyanto Dharoko, MPhil PhD.
Kegiatan yang dimulai pukul 06.30 ini diikuti oleh ratusan peserta putra-putri dan cucu civitas akademika UGM bersama masyarakat sekitar. Beberapa kegiatan yang diselenggarakan diantaranya, senam massal, permainan outbound, lomba mancing dan berburu ikan, permainan alam khusus anak-anak, pentas budaya jathilan, jajan pasar tradisional pasar kasultanan Srowulan, pertandingan bola volley, lomba lukis, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis.
“Hari ini adalah acara rilek, marilah menikmati acara ini dengan sebaik-baiknya,†ujar Toni, saat membuka secara resmi kegiatan bakti sosial Dies UGM.
Dalam sambutan singkatnya, Toni memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada segenap warga sekitar yang telah membantu terselenggaranya kegiatan bakti sosial UGM. Dirinya berharap, dengan kegiatan bakti sosial semacam ini setidaknya menjadikan UGM ke depan lebih bermanfaat untuk masyarakat.
Ketua panitia Dies ke 59 UGM, Prof dr Iwan Dwiprahasto M.Med.Sc, PhD kepada wartawan di sela acara mengungkapkan, perayaan Dies Natalis yang dilakukan kali ini dikemas dalam bentuk bentuk bakti sosial dan keakraban.
“Keakraban dengan masyarakat sekitar dimulai dengan senam massal bersama antara civitas akademika dengan masyarakat. Selain itu diisi berbagai aneka kegiatan lomba, baik kategori untuk anak-anak hingga orang dewasa,†jelasnya.
Iwan menambahkan, kegiatan bakti sosial di daerah outbound Banyu sumilir ini merupakan kegiatan bakti sosial untuk ketiga kalinya dilakukan oleh panitia Dies UGM. Sebelumnya sudah dilaksanakan operasi katarak gratis di RS Sardjito dan RS Puri Husada yang diikuti 300 peserta dan 150 peserta.
“Ini salah satu kepedulian UGM dalam ikut berperan terhadap masalah-masalah kesehatan di masyarakat, meski yang dioperasi di Sardjito hanya 150 dan di Puri Husada sekitar 70 orang, beberapa peserta ternyata belum memenuhi syarat untuk dilakukan operasi katarak,†imbuhnya.
Tujuan dari bakti sosial semacam ini juga menurut Iwan dalam rangka menggalakkan dan mempromosikan kabupaten Sleman sebagai daerah basis pariwisata. Apalagi pemilihan pasar Sorowulan sebagai lokasi bakti sosial, diakui Iwan bukan sembarang. Menurutnya, secara historis pasar kasultanan dahulunya dikembangkan oleh kraton sebagai pasar tradisional masyarakat dan kini pasar tersebut mulai terpinggirkan dengan semakin banyaknya gedung Mall dan Retailer yang berdiri.
“UGM ingin peduli terhadap masalah kerakyatan yang seperti ini, sehingga acara bakti sosial ini diselenggarakan di area ini,†imbuhnya.
Akhir dari rangkaian kegiatan bakti sosial Dies UGM ini, jelas Iwan Dwiprahasto, akan ditutup dengan dua agenda kegiatan, yakni deteksi dini kanker secara gratis terutama deteksi kanker rahim dan penyudara, tagggal 26 November di FK UGM dan pemerikasaan kesehatan gigi dan cabut gigi gratis pada tanggal 26 November hingga 5 Desember di FKG UGM. (Humas UGM/Gusti Grehenson)