• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Adhi Susanto: Pemanfaatan Teknologi untuk Budaya Masih Lamban

Adhi Susanto: Pemanfaatan Teknologi untuk Budaya Masih Lamban

  • 17 November 2008, 13:36 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 3756

Guru Besar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik UGM, Prof Adhi Susanto MSc PhD, menyesalkan lambannya pemanfaatan teknologi untuk perkembangan budaya di Indonesia akibat masih adanya persepsi bahwa teknologi dan budaya tidak bisa digabung. Padahal, hasil teknologi di masa lalu, seperti bangunan piramida di mesir dan candi borobudur di Magelang, kini disebut peninggalan budaya.

“Bagaimana bisa masyarakat bisa membangun bangunan yang begitu megah, tentunya dibangun dengan menggunakan teknologi. Tidak ada yang menyebutkan mereka sebagai peninggalan teknologi tapi tetap peninggalan budaya,” kata Adhi Susanto, saat menyampaikan Orasi Budaya dalam perayaan lustrum IX jurusan teknik elektro, Sabtu malam (15/11) di Plaza KPTU Teknik UGM.

Adhi Susanto: Pemanfaatan Teknologi untuk Budaya Masih Lamban

Adhi Susanto menambahkan, masyarakat luar negeri bahkan sudah mengakui proses pembuatan keris sebagai hasil peninggalan budaya di Indonesia menggunakan teknologi yang begitu rumit dalam proses pembuatannya dan hal ini diakui langsung oleh UNESCO.

Menurut pencipta gamelan elektronik di tahun 1977 ini, penemuan hasil teknologi merupakan bagian dari hidup manusia. Semakin modern suatu masyarakat maka makin cepat proses pembudayaan teknologi sehingga penteknologian budaya akan berkembang lebih besar.

Dirinya mencontohkan, proses pembuatan gendang yang terdiri dua kulit yang ditabuh, ternyata menggunakan teknologi yang mampu menghasilkan bermacam-macm suara sesuai dengan kemampuan penabuhnya.

“Dalam gendang itu sengaja dibuat lekukan untuk hasilkan gradiasi suara, makanya suara gebndang bisa bermacam-macam tergantung penabuhnya,” jelas pria kelahiran Banjar, 29 april 1940 ini.

Suami dari Sri Suwati ini juga sempat menyinggung perkembangan teknologi informasi dan komunikasi melakukan penetrasi ke dalam masyarakat berkebudayaan luar biasa cepatnya, sehingga berbagai ekses negatif tampak muncul seperti halnya teknologi televisi yang merusak mental dan moral. Menurutnya, dampak negatif yang akan ditimbulkan sangat bergantung dengan proses seleksi alami dari masayarakat secara spontan.

“Teknologi telepon seluler saat ini sudah mencapai pengguna di atas satu miliar berarti 1/6 penduduk dunia sudah memiliki telepon seluler,” imbuhnya.

Peran aktif masyarakat dan pemerintah menurut Adhi Susanto sangat penting untuk menjamin berkembangnya teknologi yang berbudaya disamping mengembangkan budaya berteknologi. Dirinya juga mengkritisi dunia perfilman di tanah air yang kini belum mengarah ke budaya yang berteknologi seperti layaknya film-film dari India.

Adapun dunia perguruan tinggi diakuinya juga memiliki peran penting untuk mengembangkan budaya dengan teknologi, karena HB IX sebelumnya pernah menyampaikan pesan bahwa tradisi budaya yang ada di keraton misalnya, proses pengembangannya dilakukan di perguruan tinggi.

“Keraton hanya memelihara tradisi, sementara pengembangan budaya itu sendiri dilakukan di perguruan tinggi,” ujar bapak tiga anak ini. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Pencipta Gamelan Elektronik, Prof Adhi Susanto Berpulang

    Sunday,30 January 2022 - 7:28
  • Kuliah Perdana dan Pameran Teknologi Tepat Guna Program MST UGM

    Wednesday,20 December 2006 - 15:06
  • Adhi Susanto Kembangkan Gamelan dari Kayu

    Wednesday,26 August 2015 - 16:19
  • Djoko Raih Doktor Usai Teliti TIK Untuk Perlindungan Pengetahuan Tradisionil

    Saturday,05 November 2011 - 8:45
  • Refleksi Dies Natalis ke-72, Menguatkan Resiliensi UGM Menuju Kenormalan Berikutnya

    Monday,20 December 2021 - 12:52

Rilis Berita

  • UGM Resmi Lepas Varietas Padi Unggul Gamagora 7 30 March 2023
    Universitas Gadjah Mada resmi melepas varietas padi unggul inbrida G7 dengan nama Gamagora 7 ke p
    Gusti
  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti
  • Pengamat UGM: Penting, Energi Murah dan Topang Ekonomi Berkelanjutan 29 March 2023
    Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Presiden Joko Wid
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual