Prospek pengolahan sagu di Indonesia untuk ketahanan pangan dan energi sangat potensial untuk dikembangkan dalam rangka mengatasi krisis pangan dan energi yang dihadapi masyarakat global. Potensi luas hutan sagu Indonesia lebih kurang 1,25 juta hektar yang memiliki lahan budidaya sagu 148 ribu hektar, berarti Indonesia memiliki 55 persen luas sagu dunia 2,25 juta hektar.
Direktur Eksekutif Forum Entrepreneurship Magister Sistem Teknik (MST) UGM, Hiro Prabantoro ST mengungkapkan, sagu berpotensi sebagai salah satu komoditas unggulan sehingga perlu diambil kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan serta pendayagunaan sagu Lahan Sagu Abadi (LSA).
“Perlu ditetapkan dalam peraturan pemerintah maupun peraturan daerah sebagai payung hukum pengelolaan sagu nasional untuk meningkatkan ketahanan pangan dan ketahanan energi nasional,†kata Hiro Prabantoro dalam rilisnya kepada wartawan, Selasa (18/11) di Kampus UGM.
Hiro Prabantoro menambahkan, Forum Entrepreneurship MST UGM berencana akan mengadakan Seminar nasional “Sagu dalam Prospek Ketahanan Pangan dan Energi Nasionalâ€, pada hari Sabtu, 22 Nopvemebr 2008 di Ruang Pertemuan University Club (UC) UGM. Seminar tersebut menghadirkan pembicara kunci Laksamana Madya Freddy Numberi.
Ketua pelaksana Seminar Nasional, Jhon Jonathan Numberi, menambahkan, dalam seminar ini akan dibahas identifikasi potensi sagu Indonesia untuk kebutuhan industri pangan dan energi serta merancang strategi pengelolaan dan pengembangan industri kecil dan menengah berbasis sagu. Disamping itu, mendorong pembangunan industri berbasis komoditas sagu Indonesia dan mensosialisasikan proses pengelolaan bahan baku sagu untuk komoditas pangan dan energi. (Humas UGM/Gusti Grehenson)