Program dan Diseminasi Eksternal Kegiatan Kerjasama Tripartit Program Pembelajaran Antar Perguruan Tinggi (Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung) resmi diluncurkan. Peluncuran dilakukan Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi MEng PhD, Senin (1/12) di ruang Multimedia.
“Ini merupakan program lanjutan, dari implementasi ide yang mulai tercetus sejak tahun 2004. program ini terus ada dan akhirnya mendapat dukungan dari pemerintah melalui Dikti dan kita harapkan secara bersama nantinya dapat menemukan cara-cara tumbuh yang makin baik lagi,” ungkap Rektor.
Embrio program ini, kata Pak Djarwadi, dimulai di UGM tahun 2003 yang merupakan program titipan pemerintah dengan kata kunci inovasi. Bahwa seluruh kegiatan pendidikan diarahkan untuk ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental profesi.
Selain itu, ditambahkan nilai-nilai lainnya yang mampu mencetak lulusan Perguruan Tinggi sejajar dengan negara-negara lain. Agar para lulusan menjadi pemimpin sekaligus pelopor bagi bangsa dalam rangka mewujudkan kemakmuran, rasa aman, sejahtera dan memiliki keadilan didalamnya.
Pak Djarwadi merasa prihatin, karena saat ini baru 17% generasi muda Indonesia mengenyam pendidikan tinggi. Jauh dibanding dengan Thailand yang mencapai 42% dan Korea 90% yang merupakan jumlah paling maju didunia.
“Orang-orang inilah andalan suatu bangsa untuk maju. Mereka dipercaya mampu memimpin dan meningkatkan ekonomi dengan sumber daya yang dimiliki,” paparnya
Oleh karena itu, program tripartit bagi mahasiswa diharapkan menjadi perintis. Karena kedepan peluang tersebut masih terbuka luas.
Disamping membuka akses mahasiswa terhadap program pendidikan di setiap perguruan tinggi yang terlibat kerjasama dengan cara tukar menukar mahasiswa melalui credit earning, kerjasama Tripartit Pembelajaran Antar Perguruan Tinggi ini bertujuan pula melakukan evaluasi timbal balik tentang kurikulum pembelajaran yang diterapkan masing-masing perguruan tinggi yang terlibat kerjasama, serta membuat model (bentuk dan mekanisme) kegiatan kerjasama tripartit pembelajaran antar perguruan tinggi agar model tersebut dapat diimplementasikan oleh perguruan tinggi lain.
Bahkan Dr Agus Taufik Mulyono dalam laporannya mengatakan kesepakatan tripartit UGM-UI-ITB telah membuahkan hasil. Terutama program pertukaran mahasiswa terkait alokasi dana pembelajaran dalam program credit earning program teknik sipil.
Tercatat, UI telah mengirimkan 4 (empat) mahasiswanya, Metha Herpati dan Tria Purnamasari ke ITB serta Silvanus Nohan R dan Widi Prameswari ke UGM. Hal sama dilakukan ITB, Isse Fredy Tobing dan Chandra Suciati ke UI serta Yudha Prima Satya Adi dan Satrio Haryoseno ke UGM. Demikian pula dengan UGM, Fajar Adiyasa dan Ibdurrokhman Ali belajar ke UI serta Yosira Ayu Jawata dan Ihsan Kamil ke ITB.
Sementara itu, Wakil Rektor UI Bidang Akademis Dr Ir Muhammad Anis menyatakan kesiapannya menerima dan mengirimkan mahasiswa dari Program Studi lainnya, misalnya Prodi Teknik Elektro dan atau Prodi Teknik Mesin. Bahkan tidak tertutup kemungkinan program perolehan kredit akademik untuk Program Strata Dua/ Magister.
Peresmian Program dan Diseminasi Eksternal diikuti 60 peserta, terdiri dari 22 Perguruan Tinggi Negeri, 9 Perguruan Tinggi Swasta wilayah Yogyakarta, Surakarta dan Semarang, 4 Perguran Tinggi Swasta di wilayah Jakarta dan Bandung serta 2 Perguruan Tinggi Swasta di wilayah Surabaya dan Malang. Dari masing-masing perwakilan perguruan tinggi diharapkan memahami model, pola dan mekanisme pembelajaran bersama yang tengah dilakukan oleh kerjasama tripartit UGM, UI dan ITB (Humas UGM)