Ketua Tim Penyusunan Master Plan Transportasi Yogyakarta, Prof Dr Ir Ahmad Munawar MSc mengungkapkan diperlukan arahan pengembangan sarana dan prasarana transportasi perkotaan di DIY dalam rangka menunjang pembangunan DIY serta mengintegrasikan sistem jaringan transportasi pelbagai jenis angkutan yang ada terutama meliputi daerah perkotaan.
Menurut Munawar apabila kondisi pemodelan transportasi DIY yang ada saat ini tidak dilakukan pembenahan maka diperkirakan pada tahun 2015, sekitar 35 persen jalan utama di perkotaan yogyakarta pada jam sibuk sudah macet total dengan tingkat pelayanan yang cukup rendah. Dan pada tahun 2025, sekitar 55 persen ruas jalan utama sudah macet total.
Model transportasi yang akan disusun dalam master plan transportasi menurut Guru Besar Fakultas Teknik UGM ini terdiri dalam tiga tahap, program jangka pendek 2009-2010, jangka menegah 2011-2015 dan jangka panjang 2016-2025. Program jangka pendek dalam pengembangan angkutan umum dengan menambah jumlah Bus Trans Jogja menjadi 120 buah sehingga dapat melayani 51 ribu penumpang setiap hari.
“Untuk sistem jaringan jalan akan dibangun pembangunan fly over dan underpass sepanjang ringroad utara dan timur,†ujar Munawar dalam Workshop Penyusunan Master Plan Transportasi perkotaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (11/12) di ruang sidang II lantai II KPTU Fakultas Teknik UGM.
Dalam hal manajemen lalulintas, kata Munawar, diarahkan kepada pengurangan kemacetan lalu lintas dengan adanya pengembangan fasilitas pejalan kaki, pengembangan transportasu tidak bermotor atau sepeda, serta pemberian prioritas pada angkutan umum di simpang bersinyal (bus priority).
Untuk pengembangan jangka menengah 2011-2015, tambah Munawar, bidang angkutan umum akan ditambah bus Trans Jogja menjadi 270 buah sehingga dapat melayani penumpang sebanyak 113 ribu penumpang setiap hari. Selain itu, akan ada pengoperasian angkutan komuter prambanan-wates dengan menambah halte sebagai stasiun kereta api kecil.
Disamping itu, tambah Munawar, dalam meningkatkan pengaturan pelayanan akan diintegrasikan jadual pelayanan dan tiket antara bus, kereta api dan pesawat serta perluasaan penggunaan smart card.
“Untuk jangka menengah ini, dalam hal angkutan barang diharapkan sudah tersedianya terminal barang dan pergudangan. Sementara untuk jaringan jalan akan dibangun outer ringroad bagian selatan,†tegasnya.
Dalam bidang manajemen lalu lintas, kata Munnawar, dilakukan pengembangan park and ride, yakni tempat parkir kendaraan pribadi di pinggir kota dimana kemudian pengendara pribadi dapat melanjutkan mengendarai angkutan umum ke pusat kota.
“Adapun pengendalian arus lalu lintas nantinya harus melalui melalui area traffic control system,†tambahnya.
Sementara pegembangan transportasi jangka panjang 2016-2025, di DIY akan beroperasi sistem angkutan umum massal seperti monorail, aerobus ataupun trem listrik. Sehingga ditargetkan pada akhir pengembangan jangka panjang angkutan umum secara keseluruhan dapat menampung penumpang sebanyak 330 ribu penumpang tiap hari.
Workshop hasil kerjasama UGM dan Dinas Perhubungan Provinsi DIY ini menghadirkan nara sumber diantaranya Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DI, Ir Mulyadi Hadikusumo, Pakar Transportasi UGM Prof Dr Ir Siti Malkamah MSc, Direktur Lembaga Kerjasama Fakultas Teknik UGM, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Dinas Kimpraswilhub Kabupaten Sleman, Dinas Perhubungan Bantul, Direktorat Perencanaan dan Pengembangan UGM dan Direktorat Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset UGM. (Humas UGM/Gusti Grehenson)