• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Samakan Persepsi, Lakon Tradisi Pedalangan Yogyakarta Perlu Dibukukan

Samakan Persepsi, Lakon Tradisi Pedalangan Yogyakarta Perlu Dibukukan

  • 15 Desember 2008, 23:05 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 4798

Keberadaan lakon tradisi pedalangan di Yogayakarta patut dipertahankan keberlanjutan dalam rangka membantu kelestarian lakon tradisi pedalangan bagi para dalang bukan keturunan dan dalang pemula. Namun demikian, penyebaran lakon-lakon wayang dalam tradisi para dalang ini hanya menggunakan tutur lisan yang hanya didengarkan dan disajikan melalui pertunjukan sehingga sampai saat ini terjadi perbedaan persepsi antar dalang.

“Kelemahan lakon tradisi pedalangan ini menyebabkan banyak para dalang pemula merasa segan untuk bertanya kepada dalang senior, sehingga tidak jarang para calon dalang mengkonsumsi buku-buku lakon yang beredar di pasaran yang justru kebanyakan bukan tradisi lakon Yogyakarta. Bisa dipastikan sajian lakon-lakon dalam pertunjukan wayang di yogyakarta menjadi berantakan tidak jelas,” kata Pemerhati Wayang Ki suharno S.Sn dari ISI Yogyakarta, dalam Sarasehan 'Lakon Rama Nitis, dalam Tradisi Pedalangan,' Senin (15/11) di Ruang Auditorium FIB UGM.

Menurut Ki Suharno, harus ada pihak terkait yang bisa menerbitkan dan mengedarkan lakon-lakon tersebut untuk masyarakat umum dan seniman dalang dalam bentuk buku sehingga tidak hanya dikaji dan diteliti para ilmuwan semata.

“Lakon tradisi pedalangan akan semakin lengkap bila ditambah dengan keterangan berbagai hal menyangkut kelengkapan informasi dalam lakon yang kebanyakan tidak terdapat di dalam lakon tradisi pedalangan,” tambahnya.

Ki Suharno berpendapat, Teks lakon Mahabarata Ngajogjakarta merupakan salah satu contoh sangat membantu dalam menjawab berbagai permasalahan dalam lakon tradisi pedalangan yang muncul di Yogyakarta. Penyajiannya yang lengkap disertai dengan keterangan lakon sebelum dan sesudahnya, serta urutan silsilah menambah wawasan bagi seniman dalang.

“Bahkan mungkin masih ada puluhan lakon yang belum terungkap di khasanah pedalangan yogyakarta dan terdapat dalam teks lakon tersebut,” ujarnya.

Dalam tradisi pedalangan di Yogyakarta, banyak lakon-lakon yang sering dipergelarkan diantaranya adalah Sinta Nitik, Rama Nitik, Rama Nitis. Lakon Rama Nitis dikatakan Ki Suharno merupakan salah satu lakon yang menarik, karena merupakan pertemuan dua zaman yaitu Ramayana dan Mahabarata. Lakon Rama Nitis ini menurutnya paling banyak disajikan dan hampir mendekati teks lakon serat Mahabarata Ngajogjakarta.

“Dalam pertunjukan wayang, lakon-lakon yang disajikan sebagian besar mengambil dari cerita Ramayana dan Mahabarata, hingga saat ini cerita tersebut masih tersebar di kalangan dalang-dalang di Yogyakarta dan terus diturunkan kepada anak cucu keluarga dalang-dalang di yogyakarta dan terus diturunkan kepada anak cucu keluarga dalang tersebut,” katanya.

Sarasehan lakon “Rama Nitis” juga menghadirkan pembicara Drs Manu Wuidyaseputra dan Ir Suryono Mphil yang dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan pentas wayang kulit Dies Natalis ke-59 UGM, pada hari Sabtu, 20 Desember 2008 di Boulevard kampus UGM dengan lakon “Rama Nitis” dengan dalang Ki Radyo Harsono. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Teliti Tokoh Bima dan Drona dalam Lakon Dewa Ruci, Dosen ISI Yogyakarta Raih Doktor

    Wednesday,15 June 2011 - 15:50
  • Raih Doktor Usai Teliti Wanda Wayang Purwa

    Monday,13 April 2015 - 9:47
  • Kupas Makna Wayang Dalam Upacara Bersih Desa Hantar Sarwanto Raih Doktor

    Wednesday,07 November 2007 - 15:09
  • Pertunjukan dan Pembelajaran Wayang Anak-anak Perlu Digalakkan

    Sunday,29 August 2010 - 10:07
  • Wayang Ditinggal Generasi Muda

    Thursday,20 June 2013 - 13:55

Rilis Berita

  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti
  • Pengamat UGM: Penting, Energi Murah dan Topang Ekonomi Berkelanjutan 29 March 2023
    Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Presiden Joko Wid
    Agung
  • UGM Rintis Pembentukan Unit Layanan Disabilitas 29 March 2023
    UGM merintis pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk memberikan layanan dan fasilitasi b
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual