Kemiskinan yang masih melanda sebagian besar masyarakat di Indonesia khususnya masyarakat yang hidup di sekitar hutan turut menjadi penyebab deforestrasi (kerusakan) hutan di Indonesia. Sebab selama ini masyarakat hutan ini masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses permodalan baik dari perbankan maupun LSM. Akibatnya, mereka justru memanfaatkan hasil hutan dengan jalan ilegal seperti mencuri kayu untuk mencukupi kebutuhan hidup sehar-hari.
“Kalau kemiskinan masih saja terjadi pada masyarakat hutan tentu laju deforestrasi akan semakin meluas. Saat ini jumlah masyarakat sekitar hutan yang miskin di sini khan mencapai 10 juta orang lebih. Kita prediksi akan naik kalau kemiskinan masih saja terjadi,” jelas Agus Afianto, dosen Fakultas Kehutanan UGM, dalam acara talkshow ‘Corporate Social Responsibility; Bukti Kepedulian Terhadap Penaggulangan Kemiskinan’, Pekan Raya Hutan dan Masyarakat (PHRM) UGM, di Graha Sabha Pramana, Rabu (14/1). Deforestrasi Hutan Sebabkan Jumlah Masyarakat Miskin di Sekitar Hutan Semakin Meluas Menurut Agus, deforestrasi hutan Indonesia sekarang ini mencapai sekitar 2 juta hektar lahan. Jumlah ini diprediksi akan semakin meningkat jika kondisi masyarakat hutan masih saja miskin. Selain itu bisa dipastikan bencana alam akibat rusaknya hutan juga akan semakin bertambah banyak. “ Tahun 2007 lalu saja terjadi 319 bencana akibat kerusakan hutan dengan kerugian lebih dari 1 trilyun. Ini kita pastikan akan bertambah kalau bencana alam akibat hutan rusak terus terjadi,” tuturnya.
Dengan kondisi ini maka peran sektor privat (private sector) untuk ikut mengatasi kemiskinan masyarakat di sekitar hutan sangat diperlukan. Dalam hal ini peran pihak swasta dengan Corporate Social Responsibility (CSR) diharapkan dapat membuka peluang usaha baru dalam menanggulangi kemiskinan tersebut.
“ Diharapkan dengan CSR ini bisa turut membantu baik dari sisi modal maupun pendidikan dan sarana prasarananya,” terang Agus.
Kepada wartawan Deputi Executive Partnership, Piet Soeprijadi menyatakan bahwa acara talkshow CSR PHRM UGM ini ditujukan untuk melihat peluang dan komitmen ‘private sector’ dan berbagai pihak lainnya dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
“Penaggulangan kemiskinan hampir tidak mungkin dilakukan oleh salah satu pihak saja dan hanya akan bisa berhasil bila semua pihak peduli dan mempunyai komitmen terhadap upaya ini,” katanya.
Partnership, lanjutnya, telah mempersiapkan dan menyediakan diri bagi berbagai pihak yang ingin berperan dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dirinya menambahkan, selama ini partnership telah bekerjasama dengan mitra-mitranya di seluruh indonesia dalam upaya penanggulangan kemiskinan ini.
Beberapa mitra partnership telah mendukung community foundation di seluruh indonesia seperti SCF di regio Sulawesi, KBCF di Kalimantan, SSS di sumatera, SAMANTA di Nusa Tenggara dan JAVLEC di Jawa yang diajak dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan di seluruh indonesia. (Humas UGM/Gusti Grehenson)