Yogya, KU
Kualitas infrastruktur berpengaruh pada standar kehidupan masyarakat, kesehatan, karena infrastruktur yang baik dan tangguh akan mampu melayani dan memfasilitasi masyarakat dalam meningkatkan ekonomi dan kualitas hidupnya.
“Infrastruktur sangat penting dalam menyediakan pelayanan untuk mendukung pembangunan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup,” kata Ketua Pengelola Program Studi Pengelolaan Infrastruktur dan Pembangunan Masyarakat Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Sunyoto Usman, di sela-sela kegiatan Workshop “Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Berbasis Masyarakat” di Sekolah Pascasarjana UGM, Rabu (15/7).
Menurut Guru Besar Fisipol UGM ini, meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi disertai dengan permasalahan utama di sisi infrastruktur telah menempatkan pengembangan infrastruktur pada prioritas yang utama. “Meski kebijakan yang mendorong investasi dalam sektor infrastruktur dimaksudkan untuk mengurangi kemiskinan dan menurunkan angka pengangguran, namun keberhasilannya masih terbatas,” katanya.
Ditambahkannya, pendekatan dalam penyediaan infrastruktur selama ini umumnya masih terpusat, berbasis teknik, dan sering gagal dalam memenuhi tujuan pembangunan sosial ekonomi. “Untuk meningkatkan manfaat pengadaan infrastruktur, diperlukan perubahan paradigma menjadi pembangunan infrastruktur berbasis masyarakat,” jelasnya.
Perubahan semacam itu, menurut Sunyoto, didukung oleh berbagai diskusi akademis dan profesional. Infrastruktur fisik semakin dilihat sebagai sistem yang menyediakan fasilitas fisik dan layanan terkaitnya untuk memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi. Ia mengatakan fasilitas dan layanan itu direncanakan dan didesain sesuai dengan dasar perencanaan dan teknik yang jelas. Di samping itu, juga dipandu oleh prinsip kesetaraan dan keadilan yang ditujukan untuk keberlanjutan lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Untuk mencapai hal itu, menurutnya dibutuhkan pendekatan yang melibatkan masyarakat secara aktif dalam mengenali masalah infrastruktur, mengidentifikasi potensi dan sumber daya, serta menyusun perencanaan dan solusi teknis alternatif.
“Diharapkan dapat memperluas pengetahuan mengenai pembangunan infrastruktur berbasis masyarakat dan mampu memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang pengelolaan infrastruktur dan pembangunan masyarakat,” katanya.
Workshop dan field trip yang dilaksanakan selama dua hari beruntun ini, kata Sunyoto, dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan mengenai pembangunan infrastruktur berbasis masyarakat dan memberikan wawasan yang lebih tentang pengelolaan infrastruktur dan pembangunan masyarakat serta memopulerkan ilmu pengelolaan infrastruktur dan pembangunan masyarakat.(Humas UGM/Gusti Grehenson)