Sebanyak 568 mahasiswa baru Program Sarjana yang diterima dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, terdiri dari 423 mahasiswa reguler dan 145 mahasiswa kelas internasional (IUP). Untuk jenjang Program Sarjana reguler, tercatat sekitar 60% mahasiswa mendapat berbagai beasiswa. Bahkan, 1 dari 5 mahasiswa baru tidak perlu membayar UKT alias gratis. “Bisa dikatakan satu dari 5 mahasiswa baru kita mendapat Uang Kuliah Tunggal ( UKT) Pendidikan Unggul bersubsidi 100% atau UKT nol,” kata Dekan FEB UGM, Prof. Dr. Didi Achjari, dalam rilis yang dikirim ke wartawan, Senin (21/8).
Pemberian beasiswa untuk mahasiswa baru yang berasal dari keluarga kurang mampu ini menurut Didi sebagai wujud komitmen FEB sebagai bagian dari kampus kerakyatan UGM untuk memberikan pendidikan berkualitas unggul yang terjangkau untuk mahasiswa yang memenuhi syarat dengan berbagai latar belakang sosial ekonomi. “Komitmen tersebut bisa terwujud melalui semangat gotong royong dalam pembiayaan pendidikan tinggi,” kata Didi.
Selain itu, FEB UGM mengapresiasi dan berterima kasih kepada sekitar empat puluh persen (40%) orang tua mahasiswa baru yang mampu secara ekonomi dan telah membiayai putra-putrinya secara penuh tanpa beasiswa UKT. “Dengan demikian mereka telah turut berpartisipasi dalam gotong royong pembiayaan pendidikan tinggi yang berkualitas unggul untuk putra-putrinya dan anak-anak bangsa lainnya di FEB UGM.
Menurut Didi, keterbatasan ekonomi bukan menjadi penghalang bagi putra- putri terbaik bangsa untuk mengenyam pendidikan unggul di kampus UGM. Apalagi FEB UGM sangat berkomitmen untuk menempa pemimpin masa depan yang berwawasan keberlanjutan (sustainability) bagi calon mahasiswa dari seluruh Indonesia. Bahkan, kesungguhan FEB UGM untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak bangsa yang memenuhi persyaratan untuk menikmati pendidikan dengan kualitas global, namun tetap berakar kuat pada lokalitas. “Universitas Gadjah Mada yang merupakan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) mempunyai otonomi untuk mewujudkan jati diri sebagai universitas nasional dalam bentuk inklusivitas para mahasiswa yang diterima,” paparnya.
Didi menyebutkan sebaran mahasiswa baru FEB UGM tahun ini berasal dari 29 provinsi di Indonesia, dari Aceh sampai Papua. Keragaman ini juga tercermin dari variasi asal sekolah di suatu provinsi yang tidak hanya didominasi dari ibu kota provinsi seperti Jayapura, Merauke, Kendari, Mataram, Samarinda, Pontianak, dll., namun juga dari berbagai kota kabupaten, antara lain yang di luar Jawa adalah Kabupaten Belu, Manggarai, Lombok Timur, Bengkalis, Bungo, Pelalawan, Mamasa, Pinrang, Tanah Datar, Toba Samosir, Kepulauan Talaud, Rokan Hilir, Aceh Tenggara, Pringsewu, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kutai Timur dan Sambas.
Dalam salah satu sesi bincang-bincang dengan mahasiswa baru pada kegiatan Sosialisasi dan Inisiasi Mahasiswa Baru (SIMFONI), Beltzasar Kaleb Salamuk asal Papua, menyatakan kegembiraan dan rasa syukurnya karena diterima di FEB UGM. Begitu juga dengan mahasiswi Angelica Lambert asal Sulawesi Utara yang mengaku senang dan bangga akhirnya diterima kuliah di kampus UGM. “Kuliah di FEB UGM adalah suatu hal yang saya impikan dan melampaui harapan saya,” ujarnya
Hal senada juga disampaikan oleh Elvina, salah satu penerima Beasiswa KIP-Kuliah, yang diterima kuliah di program studi Akuntansi. “Sangat membantu sekali karena nantinya KIP-Kuliah ini dapat meringankan beban Ibu saya yang merupakan single parent sehingga tidak perlu membiayai perkuliahan,” katanya.
Penulis : Tim Humas FEB/Gusti Grehenson