Aceh Research Training Institute (ARTI) menawarkan program bantuan penelitian (research grant) kepada mahasiswa S2 dan S3 UGM untuk melakukan penelitian tentang Aceh meliputi konflik dan perdamaian, hukum dan islam, pembangunan ekonomi, rekonstruksi pasca bencana, otonomi daerah dan pembangunan internasional.
Eve Worburton, salah satu pengurus ARTI, mengatakan pihaknya akan memberikan biaya penelitian sebesar 100 ribu per hari selama melakukan penelitian maksimal enam bulan di Aceh. Disamping itu, juga diberikan bantuan perjalanan (travel grants) ke Aceh.
“Kepada mahasiswa yang berminat atau berkeinginan membuat tesis atau disertasi tentang Aceh bisa mendaftar lewat email: arti.aceh@yahoo.com selambat-lambatnya akhir bulan Mei 2009,” kata Eve dalam sosialisasi program dan research grant ARTI, di ruang seminar gedung Sekolah Pascasarjana UGM, Senin (30/3).
Diakui Eve, sebelumnya peneliti yang banyak memanfaatkan bantuan penelitian berasal dari mahasiswa asing. Mereka melakukan penelitian berbagai hal tentang Aceh pasca rekonsiliasi.
“Keikutsertaan mahasiswa UGM menjadi peneliti ARTI akan memperkuat kerjasama peneliti di Asia,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, dosen jurusan Ilmu Hubungan Internasional UGM Dr Samsu Rizal Pangabean M.Sc mengatakan, ada berbagai masalah yang perlu diteliti terkait dengan kondisi di Aceh pasca konflik dan bencana.
“Pasca bencana dan pasca perang di Aceh, sangat berbeda dengan masayarakat di daerah lain di Indonesia, termasuk dalam bidang rule of law, stabilitas ekonomi, penyelesaian konflik,” kata Rizal yang sudah melakukan penelitian di Aceh beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, pasca perang di Aceh banyak persoalan yang timbul dalam istilah Rizal, “tidak perang tapi tidak damai” karena makin meningginya konflik kekerawan di masyarakat.
“Banyak hal yang dirasakan oleh masyarakat, terkait dengan kondisi keamanan, tingkat kriminal dan tingkat kekerasan meningkat, “ tandasnya.
Meski begitu, Rizal memberikan apresiasi terkait dengan kondisi perdamaian di Aceh terhadap proses perjalanan proses demokrasi. Ia mencontohkan dalam pilkada 2006 lalu dapat berlangsung aman dan damai. Sedikitnya, 8 bupati dan wali kota terpilih merupakan mantan petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
“Pemilu 2009 mudah-mudahan bisa berlangsung damai, namun perlu diperkuat dan dikontrol kerja KPUD, Panwaslu, kiprah LSM di Aceh dalam memperkuat pendidikan politik masyarakat dan ini penting diteliti dan diberikan pelatihan,” ujarnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)