Universitas Gadjah Mada mengadakan grand launching Program Wirausaha Merdeka Kampus 2023. Wirausaha Merdeka Kampus yang bertema Be Innovative Enterpreneur diikuti 251 peserta dari 62 perguruan tinggi ini dibuka di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Jumat (18/8).
Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.si, selaku Ketua Pelaksana Wirausaha Merdeka Kampus di UGM menilai WMK tahun 2023 sebagai kegiatan yang luar biasa karena peserta WMK kali ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
“76 persen dari Jawa, Sumatra 15 persen, dan 9 persen dari Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku. Mereka dari pergruan tinggi Sam Ratulangi, Pattimura, Halu Oleo, dari Sumatra Payakumbuh, Universitas Muhammadiyah Cirebon, Amikom, UMY, UNY yang merupakan tetangga dekat,” ujarnya.
Hempri menjelaskan kegiatan di UGM akan dilakukan sesuai panduan dari Program Wirausaha Merdeka Kampus Pusat antara lain setelah pembukaan dilanjukan kegiaan pre-immersion, immersion dan post-immersion. Untuk kegiatan pre-immerson akan berlangsung sampai 14 September 2023, immersion dan diakhiri pada bulan Desember 2023.
“Pada awal akan diselenggarakan out bound untuk seluruh peserta, dan dengan ini diharapkan muncul keakraban, solidaritas, dan ada social capital yang muncul dari peserta,” jelasnya.
Hempri menjelaskan fokus atau interest area WMK yang dilaksanakan di UGM mencoba untuk melihat bagaimana kemungkinan tantangan wirausaha ke depan. Berbagai bidang yang akan digarap antara lain bidang agribisnis, digital (digital economic), manufaktur dan rekayasa teknologi.
Sementara narasumber yang akan menyampaikan materi diantaranya dari perwakilan Stechoq, Prof. Purwo Santoso dan Yayasan Kesatriaan, PT Widodo Makmur yang akan mengupas persoalan Socialpreneurship di bidang Ekonomi Sirkural.
“Berbagai permasalah yang juga menjadi perhatian kita adalah soal stunting dan sampah yang kini menjadi masalah krusial di DIY. Ini menjadi harapan kami agar ada solusi untuk masalah-masalah itu untuk DIY dan sekitarnya. Juga masalah kesehatan, energi terbarukan, humaniora, budaya, jasa dan industri kreatif, dan itu semua tentunya bisa untuk minat dan fokus kajian program WMK kali ini,” harapnya.
Dr. Nila Tristiarini, SE., M.Si selaku perwakilan Wirausaha Merdeka Kampus Pusat menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan WMK di UGM tahun 2023. Sebanyak 62 perguruan tinggi yang mengikuti WMK di UGM, dinilainya sebagai hal yang luar biasa.
Nila menuturkan UGM merupakan salah satu dari 34 perguruan tinggi pelaksana Program Wirausaha Merdeka Kampus di Indonesia. Untuk tahun ini secara nasional tercatat ada 12.394 mahasiswa mengikuti WMK dan di UGM diikuti 251 mahasiswa.
“Luar biasa, dan ini semoga akan terus berkembang di masa-masa mendatang,” katanya.
Seperti sebelumnya untuk tahun ini ada 3 konsep dasar yang bisa dijalankan di seluruh pergurun tinggi di Indonesia yang menjalankan program WMK. Ketiga konsep dasar tersebut tahapan pre-immersion, immersion dan post-immersion.
“Di tahapan pre-immersion adik-adik akan belajar terkait bagaimana meningkatkan mindset-mindset menjadi seorang wirausaha, bagaimana memiliki skil-skil dasar menjadi seorang wirausaha, dan ditahapan bisa bertemu langsung dengan praktisi dan pakar yang akan mendorong meningkatkan kompetensi,” jelasnya.
Sedangkan tahapan immersion para mahasiswa peserta WMK akan mendapatkan pengalaman riil dengan cara mereka belajar berkolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (UKM). Di tahapan ini, para mahasiswa diharapkan tidak hanya berteori dan menguasai kemampuan dasar, namun bagaimana mereka berwirausaha berdasar prinsip bisnis.
“Bicara teori dan kemampuan dasar tanpa mengetahui konsep prinsip bisnis dasar maka akan menjadi teori doang. Di sini akan dibimbing pembelajaran praktik berwirausaha agar tahu betul dalam soal prinsip bisnis. Bikin prototipe di UGM kalau tidak salah sudah berprinsip pelibatan teknologi untuk ini,” terangnya.
Sementara di tahapan post emerson maka para peserta akan diperkenalkan terkait pemasaran. Yaitu mengenalkan produk-produk ke pasar expo, pameran, dan investor engagement dengan mendatangkan investor untuk memberikan evaluasi terhadap produk-produk yang dibuat mahasiswa.
Wirausaha kampus merupakan bagian dari Kampus Merdeka, Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi Indonesia. Program ini memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk dapat belajar dan mengembangkan diri untuk menjadi calon wirausahawan melalui aktivitas di luar perkuliahan.
Dengan Wirausaha Merdeka Kampus 2023 bertema Be Innovative Enterpreneur para mahasiswa peserta memang diharapkan akan menjadi wirausahawan muda yang mampu menjadi wirausahawan yang inovatif. Mereka diharapkan nantinya mampu mengambil peran dalam penanganan masalah sosial yang ada di masyarakat seperti stunting, kemiskinan, kasus sampah dan potensi pariwisata.
Dr. Sindung Tjahyadi, Direktur Kemahasiswaan, menilai mahasiswa peserta Program Wirausaha Merdeka Kampus 2023 adalah mahasiswa yang beruntung karena di zamannya saat kuliah dahulu tidak ada program semacam ini. Meski begitu, sewaktu ia lulus lulus dari Fakultas Filsafat UGM dirinya mengaku berkesempatan menjadi wirausaha.
Menjalin partner dengan lulusan dari Prodi Bahasa Inggris dan Teknik Nuklir UGM, dirinya merintis usaha bidang Marmer dan Batu Onik. Dengan pengetahuan yang minim atau nol, ia berpendapat dengan logika ilmiah maka wirausaha akan tetap bisa berjalan.
“Jalan ko nyatanya, dari hulu hilir kita observasi dan komparasi akhirnya menemukan pola yang akan kita kembangkan,” katanya.
Terkait Program WMK kali ini, Sindung berharap dengan dibimbing para ahli dan dosen pendamping lapangan maka sebagaian besar dari 251 peserta nantinya akan menjadi usahawan. Dengan pengalaman yang diendapkan dan dielaborasi maka harapannya para mahasiswa peserta akan memiliki kompetensi di luar dari apa yang dipelajari selama ini.
“Dari treasure studies jumlah mahasiswa lulusan yang bekerja di bidangnya atau linier persentasenya relatif kecil. Karenanya kita semua berharap mudah-mudahan semua lulus dengan tidak tangan kosong,” tuturnya.
Penulis : Agung Nugroho