Srikandi PLN Goes To Campus Universitas Gadjah Mada merupakan implementasi program empat fokus utama working group dari Srikandi PLN yaitu grup kebijakan dan advokasi, budaya dan karakter, capacity building, infrastruktur dan TJSL. Kegiatan ini dalam rangka melaksanakan capacity building dengan tujuan fokus pada pengembangan kapabilitas dalam meningkatkan peran Srikandi PLN kepada perusahaan. Srikandi PLN Goes To Campus merupakan bentuk kerja sama antara Universitas Gadjah Mada dengan PLN yang sukses digelar pada Selasa, (28/11) di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo Magister Manajemen UGM.
Acara dibuka dengan sambutan Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. `yang pada sambutannya menyampaikan apresiasi dan dukungan kepada kegiatan ini karena bisa memberikan wawasan yang sangat luas mengenai peran Srikandi PLN dan kolaborasi antara UGM dengan PLN dalam mendukung transisi energi Indonesia.
Prof. Ir. Bertha Maya Shopa, ST., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. dari Departemen Teknik Mesin dan Industri UGM menjadi pembicara dalam kegiatan ini membahas roadmap dan proses sosio-teknis transisi energi menuju energi terbarukan.
Executive Vice President Kepatuhan PT PLN (Persero), Derina, S.H. menjelaskan pentingnya kompetensi untuk menghadapi transisi energi karena dalam perkembangannya akan menciptakan lapangan kerja dengan kebutuhan skill set tambahan. Tantangan tersebut membuka kesempatan bagi calon pegawai baru yang akan direkrut jika memiliki skill set yang sesuai dengan kebutuhan industri. Skill set yang dibutuhkan adalah yang bisa mendukung kebijakan transisi energi dimana PLN harus menyusun roadmap untuk net zero emission di tahun 2060.
Kebijakan transisi energi membutuhkan pengembangan inisiatif yang strategis, fondasi enabler, pengembangan teknologi dan kapabilitas internal. Hal tersebut untuk mendukung pengembangan transisi energi yang didukung dengan kompetensi, yaitu kompetensi mengenai pemahaman tentang energi baru terbarukan, kompetensi power system analysis, kompetensi power operation, aspek enabler seperti ESG (Environmental, Social, and Governance), analisis kebijakan, gender studies, dan pengembangan bisnis, serta strategic partnership. Beberapa kompetensi tersebut merupakan salah satu tantangan bagi PLN yang harus dipenuhi oleh SDM untuk menghadapi transisi energi.
Derina berharap dengan adanya kegiatan ini setiap mahasiswa sudah bisa concern terkait dengan rencana transisi energi Indonesia. Hal tersebut dikarenakan kondisi saat ini sedang menghadapi perubahan iklim yang sangat luar biasa dan cepat dengan suhu yang sudah naik sebesar 1,5 °C sehingga kepedulian itu harus dimulai dari sekarang dengan melibatkan para generasi muda.
“Kami berharap mereka sudah terlibat dari sejak awal yaitu sejak dari mahasiswa dengan sudah mendapatkan pengetahuan yang cukup dan sudah mulai belajar serta sudah bisa melakukan analisis sehingga nanti bisa membantu di semua sektor. Memang keterlibatan milenial sangat penting dikarenakan mempunyai akses belajar yang sangat luas mulai dari internet, networking, dan darimana saja mereka bisa dapatkan. Hal lain tentunya kami mendorong perempuan-perempuan atau mahasiswi yang belajar di bidang terkait STEM (Science, Technology, Engineering, dan Mathematic) untuk berkiprah di perusahaan, salah satunya PLN yang membutuhkan dukungan mahasiswi untuk menjadi Srikandi agar bisa berperan aktif sebagai seorang perempuan di bidang STEM untuk mendukung transisi energi,” ungkapnya.
Aryta Wulandari, S.E. selaku Manajer UP3 Sukoharjo PT. PLN (Persero) dan juga sebagai champion Srikandi UID Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menjelaskan bahwa tujuan adanya kegiatan ini adalah ingin memperlihatkan kepada mahasiwa di UGM bahwa PLN sangat concern perihal transisi energi dengan upaya mengoptimalkan peluang transisi energi milik sendiri, yaitu dengan proses bisnisnya diperluas dan munculnya value-value creation dari PLN. “PLN bertekad yang pada saat ini masih menghasilkan emisi karbon sebesar 50% diharapkan pada tahun 2060 bisa 0%,” tutupnya.
Penulis: Rifai