Selama ini keadilan gender di segala bidang masih sulit untuk diwujudkan, meskipun telah terdapat kebijakan serta kelembagaan yang menangani pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Sepanjang berdirinya Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan yang telah berusia lebih dari 30 tahun, telah dijalankan berbagai upaya untuk mengubah bias gender, antara lain melalui jalur pendidikan. Isu pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan gender telah menjadi agenda penting dalam kurikulum pendidikan dan kajian di perguruan tinggi sejak tahun 80-an.
“Untuk itu kedepannya kurikulum gender di perguruan tinggi diharapkan bisa bertindak secara optimal dalam membangun kesadaran dan gerakan nasioanl tentang isu-isu gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak. Selain itu juga memperluas jangkauan pendidikan gender bagi birokrasi pemerintahan dan masyarakat, kata Kepala Pusat Studi Wanita (PSW) UGM, Dr. R. Ay. Siti Hariti Sastriyani, S.S, di kampus UGM, Rabu (17/6).
Disampaikan Siti Hartiti, untuk membangun sistem, mekanisme, dan strategi dalam memperkuat serta memperluas jaringan nasional pengajar mata kuliah gender di perguruan tinggi, PSW UGM akan menggelar workshop “Pemetaan & Penguatan Kurikulum Gender pada Perguruan Tinggi”. Kegiatan rencananya akan dilangsungkan hari Jum’at (19/6) bertempat di Ruang Sidang PSW UGM, Jl. Asem Kanji, sekip K-5. Pada kesempatan tersebut menghadirkan pembicara Prof. Dr. Muhajir Darwin, Dra. Pinky Saptandari, M.Sc., dan Dr. Hertomo Heroe.
Workshop ini, imbuh Siti Hartiti, merupakan umpan balik bagi kebijakan dan program Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan. Dari acara ini disamping diharapkan berhasil membuat pemetaan dan penguatan kurikulum gender di perguruan tinggi, juga adanya usaha untuk membangun sistem, mekanisme, dan strategi dalam memperkuat serta memperluas jaringan nasional pengajar mata kuliah gender di perguruan tinggi. Selain itu juga dihasilkan sebuah rumusan rekomendasi yang ditujukan bagi kebijakan Departemen Pendidikan Nasional, Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan, serta perguruan tinggi. (Humas UGM/Ika)