Tim robot “D4=S1”, Politeknik Elektornika Negeri Surabaya (PENS), keluar sebagai pemenang dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) Tingkat Nasional 2009 dan berhak mewakili Indonesia untuk mengikuti ABU Robocon di Tokyo Jepang. Robot anak -anak Surabaya ini berhasil mengalahkan dua robot lain asal Universitas Gadjah Mada(UGM) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di final yang digelar Sabtu, (14/6) di Grha Sabha Pramana UGM. Tim robot “Patriot” UGM harus mengakui keunggulan robot dari PENS dan puas menduduki peringkat kedua. Sementara posisi ketiga diduduki tim robot “Shiraru” dari UPI.
D4=S1 berhasil menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai aturan yang ditetapkan dewan juri. Dengan mulusnya, robot ini melaju melwati rintangan yang disedikan dan berhasil memukul bedug dengan catatan waktu 54 detik dari 3 menit waktu yang disediakan. “Sering melakukan latihan dan uji coba serta bertanding dengan mengutamakan strategi safety, menghindari terjadinya eror, menjadi kunci kemenangan tim kami, tandas Hisyam, programer robot D4=S1 ini.
Menjadi juara di tingkat nasional memang suatu hal yang ditergetkan oleh tim PENS. Robot D4=S1 ditergetkan untuk bisa melaju hingga tingkat internasional untuk mewakili Indonesia. Diakui Hisyam, tampil di tingkat Internasional merupakan target timnya sejak awal. Mencapai kemenangan di tingkat Nasional merupakan amanah yang harus mereka lanjutkan atas kemenangan tim robot PENS tahun sebelumnya yang juga berhasil mewakili Indonesia pada kontes robot internasional di India.
Kemenangan yang telah diraih tidak lantas menjadikan anak-anak PENS ini menjadi terus terbuai dengan kegembiraan. Setelah kontes ini tim robot D4=S1 terus berkonsentrasi danmemfokuskan diri untuk menyiapkan segala sesuatunya untuk menhgadapi kontes robot internasional di Tokyo pada 22 Agustus mendatang.
Masih pada kategori KRI tim robot “K’yuh B’imbay” dari Politeknik Negeri Banjarmasin dinyatakan sebagai tim dengan desain robot terbaik. Selanjutnya tim robot “Zhafarul Zero Hepta” dari Universitas Muhammadiyah Malang keluar sebagai robot dengan inovasi terbaik. Dan tim robot “Phi_Cool dari Universitas Brawijaya sebagai juara harapan.
Dalam kesempatan tersebut juga diumumkan bahwa tim “Djodja X-01, UGM dinyatakan sebagai robot dengan teknologi informasi terbaik.. Penghargaan tersebut diberikan Menteri Komunikasi dan Informasi.
Sementara, pada KRCI di divisi senior robot beroda berturut-turut peringkat satu diraih oleh tim robot “DU114-V9” Universitas Komputer Indonesia Bandung, posisi kedua diraih “N4HL”, Universitas Brawijaya, dan posisi ketiga diduduki “Bonang” UGM. Sedangkan juara kategori divisi robot berkaki posisi pertama diduduki tim robot “Power of Dreams”, Institut Teknologi Bandung (ITB), peringkat dua “Phoenix-ER”, Universitas Tarumanegara, dan peringkat tiga diraih “JoAD’s_VICT”, Politeknik Batam.
Berikutnya juara pada divisi expert single, peringkat satu diduduki “XT Bimasena” dari LPKTA Yogyakarta, posisi kedua “Al-‘Adiyat”, PENS, dan posisi ketiga “NIRU-112”, Universitas Komputer Indonesia. Kemudian pada divisi expert battle, robot “DEWO”, PENS berhasil meraih peringkat pertama disusul “Djodja X-01”, UGM diurutan kedua, dan “Ghen_GR”, PENS di posisi ketiga. Sementara robot “A_Benk” dari Politeknik Bengkalis harus puas menduduki posisi juara harapan.
Sedangkan pada kategori KRSI, tim robot “Elit” Institut Teknologi Nasional Malang dinyatakan sebagai pemenang pertama dan sebagai robot robot dengan artistik terbaik. Diikuti diposisi kedua tim robot “Marawis” Universitas Bhayangkara Surabaya dan tim robot “SRI” Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) di posisi ketiga. Robot Sri juga dinyatakan sebagai robot dengan desain terbaik di kategori KRCI ini. Sedangkan juara harapan di raih oleh tim robot “Luviozo” dari UGM.
Siapa sangka robot setinggi 1,4 meter dan berat 40 kg ini bisa keluar sebagai pemenang, padahal sebagain besar komponen yang dipakai berasal dari barang-barang bekas. Seperti 15 motor DC yang digunakan adalah bekas dari motor foto copy dan printer. Juga untuk besi penyangga dan roda gigi dari bekas kendaraan bermotor.
Ditemui wartawan di akhir pertandingan Ponda Wartanto, mekanik Robot Elit, mengungkapkan kemenangan yang dicapai adalah diluar dugaan mereka. Awalnya hanya berniat untuk ikut berpartisipasi secara katif dalam kontes robot ini. “Kami sangat senang, kemenangan ini sebenarnya diluar target kami. Awalnya kami hanya ingin bisa memasang spanduk ITN dan melihatnya di kontes ini. Itu saja sudah cukup membanggakan bagi kami,” paparnya.
Dikatakan Ponda, robot buatan timnya ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu mampu menampilkan gerakan yang cukup bervariasi, kurang lebih sekitar 20 gerakan. Disamping itu bentuknya yang humanoid, berkaki, serta seluruh anggota badan seperti kepala, dada, pinggul bisa bergerak menjadikan robot yang menghabiskan budget 6 juta rupiah ini lebih menarik dibanding robot lainnya. (Humas UGM/Ika)