Yogya, KU
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, mengatakan masyarakat perlu ditingkatkan kewaspadaan dan antisipasinya terhadap bencana. Oleh karena itu, pusat-pusat studi di perguruan tinggi dan lembaga-lembaga terkait seharusnya mulai merintis dan menggalakkan kegiatan pelatihan mitigasi bencana.
“Bencana tsunami di Aceh dan gempa bumi di DIJ menjadi pelajaran bagi kita semua bagaimana pentingnya hidup penuh kesiapan dan antisipasi terhadap bencana,” kata Sri Sultan dalam pidatonya yang dibacakan oleh Sekda DIJ, Ir. Tri Harjun Ismaji, M.Sc., dalam pembukaan lokakarya dan pelatihan pengurangan risiko bencana di Balai Senat UGM, Rabu (22/7).
Menurut Sultan, peningkatan kemampuan masyarakat dalam manajemen bencana sangat penting untuk meminimalisasi dampak destruktif yang ditimbulkan oleh sebuah bencana. Meski begitu, peningkatan kemampuan manajemen bencana ini harus didukung oleh organisasi dan sumber daya manusia yang baik.
“Adanya program manajemen bencana, masyarakat diharapkan terbiasa untuk hidup berdampingan dengan bencana yang sewaktu-waktu akan melanda,” ujarnya.
Lebih jauh ditambahkan Sri Sultan, dalam program manajemen bencana yang bersifat terintegrasi dan komprehensif, masyarakat harus dijadikan sebagai subjek. Dengan demikian, tujuan menciptakan kesadaran akan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana menjadi terealisasi.
Sementara Dubes RI untuk Selandia Baru, Amris Hasan, mengatakan pihaknya akan terus berupaya meningkatkan hubungan diplomatik dengan Indonesia, terutama dalam kerja sama pelatihan pengurangan risiko bencana. “Kerja sama ini telah kita wujudkan dalam bentuk workshop dalam penanggulangan bencana di Jakarta,” kata Amris Hasan.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua LPPM UGM, Prof. Dr. Ir. Danang Parikesit, M.Sc. Menurutnya, UGM berencana akan bekerja sama dengan New Zealand International and Development Agency (NzAID) untuk melakukan kerjasama berupa studi banding terkait dengan kegiatan pelatihan pengurangan risiko bencana. Kegiatan dalam bentuk field trip akan dilakukan ke beberapa tempat, baik di Indonesia maupun Selandia Baru. (Humas UGM/Gusti Grehenson)