Yogya, KU
UGM akan menggelar World Conference on Science, Education, and Culture 2010, yang merupakan sebuah forum berskala internasional. Forum akan membahas berbagai perkembangan ilmu pengetahuan untuk menghadapi globalisasi di berbagai sektor.
Seperti disampaikan oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng, Ph.D., Kamis (23/7), konferensi ini bertujuan untuk menciptakan dialog di kalangan para ahli, akademisi, media, pemerintah, LSM, pelaku bisnis serta pemerhati pada umumnya. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mendapatkan solusi atas permasalahan-permasalahan yang sedang menjadi topik utama di dunia. Dikatakan Rektor, beberapa negara yang diharapkan dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini, antara lain, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Jepang, China, dan Malaysia.
Didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha (WR APU), Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., Antropolog UGM, Prof. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A., M.Phil., Ph.D., dan Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc., lebih lanjut Rektor mengatakan konferensi tingkat dunia kali ini mengangkat tema “Local Wisdom Inspiring Global Solution”. Menurut Rektor, tema tersebut sengaja diangkat untuk memberikan gambaran akan pentingnya nilai-nilai kearifan budaya lokal dalam menghadapi era globalisasi.
”Ahli-ahli dunia punya pemikiran bahwa runtuhnya teori-teori pengetahuan dunia, memberikan pelajaran bahwa solusi baru sebagai komponen penting atas permasalahan justru berasal dari budaya lokal,” kata Rektor kepada wartawan di Ruang Yusticia, UC Resto, UGM.
Sementara itu, budayawan UGM, Prof. Timbul Haryono menyebutkan bahwa kearifan lokal yang dimiliki oleh bangsa Indonesia cukup banyak, bahkan dapat dijadikan salah satu kekuatan dalam pergaulan di kancah internasional.
“Kearifan lokal tersebut berasal dari proses yang sangat panjang melalui proses aktualisasi warisan budaya lokal. Dalam perkembangannya justru sudah diakui oleh dunia, seperti wayang dan keris sebagai salah satu bagian peninggalan warisan dunia,” jelas Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UGM ini.
Hal senada juga disampaikan oleh Prof. Heddy Ahimsa, menurutnya kekayaan kearifan lokal yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dapat dijadikan sebagai salah satu solusi dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh dunia saat ini. Ditambahkannya, kearifan lokal bangsa Indonesia merupakan hasil pola adaptasi dari lingkungan yang berbeda.
“Dunia sekarang mengalami krisis ekonomi yang cukup luar biasa. Dari kearifan lokal yang kita miliki, sebenarnya bisa memberikan inspirasi bahwa krisis tersebut bisa dipecahkan dengan berbagai macam caranya,” tuturnya. Heddy juga sependapat bahwa kearifan lokal yang dapat mengatasi masalah yang dihadapi dunia global merupakan hasil kearifan lokal yang bersifat aktual.Disamping itu, inspirasi yang muncul dari kearifan lokal ini bisa memberikan pencerahan bagi semua orang.
Sementara itu, WR APU menginformasikan kegiatan konferensi internasional ini akan dilaksanakan pada Oktober 2010. Acara ini meruapakan salah satu bagian dari internasionalisasi UGM. Dalam pelaksanannya akan melibatkan semua pemerintah daerah dan 15 hingga 25 perguruan tinggi di Indonesia. (Humas UGM/Gusti Grehenson)