“Peran Riset dalam Bisnis Manufaktur (Memahami Posisi Riset dalam Alur Proses Bisnis)”
Dalam rangka mengisi acara Research Week dan History Week 2009, Bidang Pengembangan dan Layanan Riset Industri LPPM UGM pada tanggal 23 Juli 2009 mengadakan Dialog Universitas–Industri bertema “Peran Riset dalam Bisnis Manufaktur (Memahami Posisi Riset dalam Alur Proses Bisnis)”. Acara dialog yang dibuka oleh Ketua LPPM UGM, Prof. Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit, M.Sc., menghadirkan tiga narasumber yang sangat berpengalaman di dunia industri, yaitu Ir. Ridwan Gunawan (Presiden Direktur PT Sinar Abadi Cemerlang), Ir. Eddy Kemenady,M.M.,M.Pi. (R&D Director PT Sari Husada Yogyakarta), dan Drs. Muhammad Saleh, M.Ec.Dev. (Corporate Relations Director PT Unilever Indonesia, Tbk.).
Sebagai universitas riset dan sekaligus universitas dengan bentuk Perguruan Tinggi ber-Badan Hukum Milik Negara, UGM telah mengubah paradigma dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, dari pendidikan, penelitian, dan pengabdian berubah menjadi pendidikan dan pengabdian berbasis riset (research based education and community services).
Untuk lebih meningkatkan kapasitas para peneliti dalam berhubungan dengan dunia industri, para peneliti perlu dibekali pemahaman tentang dunia industri terkini dan kemampuan umum tentang enterpreneurship. Potensi kerja sama UGM dengan dunia industri terbuka lebar. Terlebih lagi karena UGM memiliki 18 fakultas dengan beberapa fakultas yang diharapkan menjadi ujung tombak kerja sama, seperti Fakultas Teknik, Farmasi, Pertanian, Peternakan, Kehutanan, MIPA, Biologi, dan Teknologi Pertanian. Selain itu, dengan jumlah dan kualitas peneliti yang signifikan didukung pula oleh infrastruktur penelitian yang relatif baik, sudah seharusnya hasil penelitian UGM akan sangat bermanfaat bagi dunia industri.
Kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang alur proses bisnis secara umum yang terjadi dalam bisnis manufaktur, posisi unit riset dalam organisasi perusahaan manufaktur, dan proses kerja sama riset perusahaan manufaktur dengan pihak luar ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas komunikasi antara universitas dan industri. Dengan demikian, akan terwujud kerja sama riset yang saling menguntungkan. Selain itu, kegiatan dialog yang dilaksanakan setengah hari tersebut, di satu sisi memberikan manfaat bagi peningkatan kapasitas para peneliti UGM dalam berhubungan dengan dunia industri. Di sisi lain, berguna pula agar dunia industri semakin mengenal dan terbuka untuk bekerja sama dengan UGM.
Para narasumber dalam kesempatan itu mempresentasikan pengalaman mereka di dunia industri, khususnya yang berhubungan dengan riset. Acara dialog berjalan cukup interaktif. Para peneliti UGM dan narasumber saling memberikan pertanyaan dan tanggapan serta masukan yang positif. Meskipun demikian, terlihat bahwa animo para peneliti UGM terhadap industri masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut tampak dari jumlah peserta yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Semoga acara dialog yang akan datang dapat berjalan lebih baik lagi. (LPPM UGM)