Yogya, KU
Orientasi keilmuan dan kiprah segenap sivitas akademika, termasuk alumni Universitas Gadjah Mada, sejak berdirinya kampus ini ternyata tidak pernah berubah, yakni senantiasa demi kemaslahatan rakyat dan bangsa Indonesia.
“Hal inilah yang menjiwai bagian kedua dari visi kita, yakni dengan dijiwai Pancasila mengabdi kepada kepentingan dan kemakmuran bangsa,” tandas Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., dalam sambutannya di acara wisuda lulusan Pascasarjana UGM jenjang Spesialis, S2, dan S3 Periode IV Tahun Akademik 2008/2009 di Grha Sabha Pramana, Selasa (28/7).
Dikatakan Sudjarwadi, orientasi keilmuan yang dijiwai oleh semangat pengabdian demi kemakmuran bangsa itulah yang sejak lama mendapatkan apresiasi tinggi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila banyak lulusan Universitas Gadjah Mada yang mendapatkan kepercayaan publik untuk menduduki posisi-posisi strategis.
“Kita patut berbangga atas posisi-posisi strategis yang telah diraih oleh alumni Universitas Gadjah Mada tersebut. Di samping itu, kita juga patut berbangga bahwa tidak sedikit alumni kita yang dengan kesadaran tinggi mengabdi di tempat-tempat terpencil,” tutur Rektor.
Salah satu alumnus yang disebutkan Sudjarwadi adalah dr. Sudanto yang kini sudah berusia 67 tahun. Diceritakan Rektor, sejak lulus dari Fakultas Kedokteran tahun 1976, Sudanto mengabdikan diri di Abepura, Jayapura, khususnya melayani para pasien yang tidak mampu secara ekonomis. Tarif yang dikenakan pada waktu itu hanya 25 rupiah, bahkan sebagian besar digratiskan atau ditukar dengan rempah-rempah hasil kebun.
“Saat ini, setelah mengabdi lebih dari 25 tahun, dr. Sudanto tidak berubah. Beliau hanya mengenakan tarif 2.000 rupiah atau gratis sehingga nama beliau sangat dikenal oleh penduduk Abepura dan mendapat panggilan sayang, yakni ‘dokter dua ribu’,” ujar Rektor.
Bukan hanya alumni senior saja yang memiliki semangat pengabdian yang sedemikian besar. Salah satu alumnus lain yang disebutkan oleh Rektor adalah Ilham Syifa, lulusan S2 Sosiologi Fisipol yang masih berusia 32 tahun. Menurut Sudjarwadi, Ilham berhasil menepis godaan untuk berkarir di kota besar dan memutuskan untuk mendarmabaktikan ilmu bagi desa kelahirannya, yakni sebagai Kepala Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik.
Desa Tanjungori berlokasi di Pulau Bawean, yang harus ditempuh dengan kapal ferry selama 3,5 jam dari Pelabuhan Tanjung Emas, dan hanya tersedia satu kapal setiap dua hari. Dengan listrik yang dicatu secara bergiliran dan dengan tunjangan sebesar Rp400.000,00 per bulan yang diberikan setiap 6 bulan, Pak Lurah Ilham melaksanakan kebijakan KTP gratis bagi warganya.
“Karena penduduk desa miskin tersebut masih menganggap bahwa pak lurah memiliki gaji yang besar, maka ia pun harus sering merogoh kocek pribadinya untuk memenuhi permintaan-permintaan warga,” kata Rektor berkisah.
Disampaikan Rektor, apa yang dilakukan para alumnus telah memperlihatkan visi Universitas Gadjah Mada mulai mewujud dan di sisi lain, Universitas Gadjah Mada ternyata memang tidak pernah berubah. “Setiap langkah yang kita buat, setiap prestasi yang kita raih, dan setiap pengakuan yang kita dapatkan, hanya diperuntukkan bagi kepentingan dan kemakmuran bangsa,” katanya.
Lebih jauh Sudjarwadi menjelaskan apa yang dilakukan alumni telah tertanam nilai-nilai kegadjahmadaan yang berakar pada Pancasila. Nilai-nilai itu pula yang membimbing segenap sivitas akademika Universitas Gadjah Mada untuk mampu berprestasi dunia, tetapi tetap berorientasi pada kepentingan dan kemakmuran bangsa. “Karena nilai-nilai itulah, maka selama hampir 60 tahun kiprah Universitas Gadjah Mada, selama itu pulalah lulusan kita sangat dikenal memiliki karakter yang low profile, high performance,” ujarnya.
Dalam wisuda kali ini, UGM mewisuda 1.273 lulusan yang terdiri atas 12 orang doktor, 1.222 orang magister, dan 39 orang spesialis. Dengan demikian, sejak berdiri hingga hari ini, UGM telah meluluskan 200.663 orang, meliputi Program Diploma sebanyak 28.236 orang, Program Sarjana 128.794 orang, Program Magister (S2) 41.263 orang, Program Spesialis 1.269 orang, dan Program Doktor (S3) sebanyak 1.101orang. Lama studi rata-rata untuk wisuda periode ini adalah 2,16 tahun atau 2 tahun 1 bulan untuk Program S2/Magister; 5,33 tahun atau 5 tahun 4 bulan untuk Program Spesialis; dan 5,37 tahun atau 5 tahun 4 bulan untuk Program S3/Doktor.
Jumlah wisudawan yang berpredikat cumlaude untuk Program S-2 /Magister sebanyak 157 orang. Di antara mereka, 7 orang berhasil mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00, yakni Sri Utami, Program Studi (Prodi) Sain Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan; Jaka Fajar Fatriansyah, Prodi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam; Hendratmojo Bagus Hudoro, Prodi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian; Suranti Tri Umiatsih, Prodi Perencanaan Kota dan Daerah, Fakultas Teknik; Vidya Puspitasari Raharja, Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik; Ariesto Krestiadi, Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik; dan Setyaningrum Ariviani, Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian. (Humas UGM/Gusti Grehenson)