UGM menerima kunjungan 10 orang delegasi dari Amerika Serikat di Ruang Multimedia, Kantor Pusat UGM, Rabu (29/7). Rombongan yang merupakan pimpinan 10 universitas di Amerika Serikat tersebut diterima oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., beserta jajaran pimpinan universitas, yakni Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha, Sekretaris Eksekutif, dan dekan beberapa fakultas di UGM. Selain itu, turut menyambut pula Direktur P2M Dikti.
Kesepuluh delegasi tersebut adalah Dr. Thak Cholemtiarana, Cornell University, Dr. Mohamed S. El Aasser, Leigh University, Mr. Ronald La Fayette, North Seattle Community College, Dr. Stephen Dunnett, University of Buffalo. Berikutnya, James Collins, Northern Illinois University, Dr. William Brustein, Ohio State University, Jay Lemans, Susquehanna University, Charles Sullivia, University of Michigan, dan Veronica Taylor, University of Washington.
Kedatangan para delegasi tersebut merupakan bentuk tindak lanjut pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, yang berkomitmen untuk menjalin kerja sama di bidang pendidikan dengan Indonesia. UGM merupakan salah satu universitas dari empat universitas lainnya, yakni ITB, UI, IPB, dan Universitas Udayana, yang mendapat kehormatan menjadi sentral pertemuan untuk mempromosikan diri kepada para delegasi tersebut.
Dalam kesempatan itu, UGM mengenalkan lebih jauh tentang capaian-capaian yang telah diraih oleh mahasiswa di tingkat internasional. Disampaikan pula presentasi dari dekan beberapa fakultas, antara lain, Fakultas Kedokteran, Fakultas Farmasi, Fakultas Kehutanan, dan CRCS mengenai program unggulan serta prestasi yang telah dicapai.
Dr. Rachmat Sriwijaya, Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UGM, di sela-sela acara menyampaikan yang menjadi poin penting dari kunjungan ini. Bagi Amerika adalah sebagai bentuk penjajagan dalam mencari mitra perguruan tinggi di Indonesia yang sesuai dan berkualitas. Di samping itu, dilakukan pula pertukaran staf pengajar dan riset bersama. “Hal ini menjadi sangat krusial bagi UGM, di mana kami harus menunjukkan semua potensi yang dimiliki, termasuk fasilitas, program, serta sumber daya lainnya. Hal ini dilakukan supaya mereka bisa yakin bahwa UGM memang sangat layak menjadi partner mereka,” jelas Rachmat.
Indonesia dijadikan sebagai salah satu mitra kerja sama karena di mata Amerika dianggap sebagai negara yang cukup potensial, selain juga memiliki kebudayaan dan pariwisata yang menarik. Begitu pula dengan UGM yang berlokasi di Jogjakarta, yang memiliki daya tarik sebagai kota pendidikan, kota budaya, dan kota pariwisata. “Tiga poin inilah yang menjadi nilai lebih bagi mereka dibanding dengan universitas lainnya. UGM memiliki kualitas pendidikan yang cukup tinggi serta bersifat multikultural. Banyak yang menilai bahwa UGM merupakan miniatur Indonesia, di mana semua budaya Indonesia ada di Jogja, khususnya UGM. Hal inilah yang kita jual ke mereka,” kata Rachmat.
Lebih lanjut dituturkannya bahwa mobilitas mahasiswa Amerika yang belajar di Indonesia tidak sepenuhnya ke arah pendidikan, tetapi lebih ke arah pertukaran budaya. Mengutip pernyataan Dubes Amerika untuk Indonesia, Cameron Hume, beberapa waktu lalu saat berkunjung di UGM, Rachmat mengatakan Amerika memandang Indonesia sebagai negara penting bagi Amerika untuk saat ini dan di masa mendatang. Indonesia dipandang akan menjadi negara yang besar. Hal inilah yang mendasari kerja sama pertukaran mahasiswa ini.
Ditambahkan olehnya, kegiatan ini juga merupakan upaya untuk mendekatkan hubungan antara Indonesia dengan Amerika, salah satunya dengan kerja sama pendidikan tinggi. Bentuk kerja sama dilakukan, antara lain, dengan meningkatkan jumlah penerima beasiswa untuk mahasiswa Amerika yang belajar di Indonesia. Tahun lalu jumlahnya hanya sekitar 1.500 orang dan meningkat pada tahun ini menjadi 3.000 orang. Demikian halnya dengan peningkatan jumlah mahasiswa Indonesia untuk menimba ilmu di Amerika, dari 500 orang menjadi 1.000 orang.
Pada acara tersebut juga hadir pimpinan beberapa universitas di Jogjakarta, antara lain, UNY, UMY, Atmajaya, UII, dan ISI. Para pimpinan masing-masing universitas tersebut diberikan kesempatan untuk mempromosikan diri dan berdiskusi. (Humas UGM/Ika) Lebih detail tentang laporan program US Educators Visit to UGM