Setelah melalui proses pembenahan selama lima bulan, Jumat (31/7), Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama dengan Bank Mandiri meresmikan beroperasinya Kantin Rekadaya Boga Plaza Humaniora Mandiri di kompleks Fakultas Ilmu Budaya UGM. Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita oleh Direktur Special Aset Manajemen Bank Mandiri, Abdul Rachman, didampingi oleh Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia UGM, Prof. Ainun Na’im, Ph.D.
“Peresmian ini merupakan salah satu wujud kerja sama hubungan yang baik antara Bank Mandiri Tbk. dengan Universitas Gadjah Mada. Bahwa hubungan tersebut telah terjalin sangat lama, bukan hanya dalam arti kedinasan sebagai rekan bisnis, tetapi sebagai bank yang mengelola keuangan dari UGM. Di dalam Bank Mandiri sendiri sangat banyak sekali alumni-alumni dari Universitas Gadjah Mada,” kata Abdul Rachman dalam sambutannya. Dengan demikian, UGM sudah tidak asing lagi bagi Bank Mandiri. Oleh karena itu, untuk ke depannya pihaknya menilai semua lulusan UGM perlu mendapat prioritas utama untuk bergabung dengan Bank Mandiri.
“Kami sangat bangga dengan kesempatan ini, bisa turut serta membina, membangun pengusaha kecil,” tambahnya. Abdul Rachman berharap yang dilakukan Bank Mandiri dapat memberikan manfaat, bukan hanya untuk civitas akademika UGM, melainkan juga untuk para pedagang yang ada di lingkungan UGM. Selain itu, kerja sama penataan Kantin Rekadaya Boga Plaza Humaniora Mandiri tidak menjadi bentuk kerja sama yang terakhir. Bank Mandiri tetap berkomitmen untuk terus melakukan kerja sama dengan UGM di masa mendatang.
Prof. Ainun sependapat dengan pernyataan tersebut. Penataan Kantin Rekadaya Boga Plaza Humaniora Mandiri menunjukkan bahwa UGM dan Bank Mandiri berupaya meningkatkan dan membangun martabat bangsa Indonesia. UGM dikenal sebagai agent of development. Dengan posisi seperti itu, UGM sadar betul akan perannya untuk membangun bangsa ini. “Dan kami sadar ini tidak bisa kami lakukan sendiri. Ini harus dilakukan bersama-sama dengan masyarakat, lembaga-lembaga lain,” ujar Prof. Ainun.
Lebih lanjut dikatakan, penataan PKL untuk pengusaha kecil ini tidak terlepas dari visi UGM yang ingin menjadi universitas riset yang berkelas dunia dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila untuk kemakmuran bangsa. Visi yang sangat ideal tersebut tidak mungkin tercapai jika menata lingkungan dan diri sendiri saja tidak bisa.
“Oleh karena itu, selain yang kita lihat ada lingkungan yang lebih baik, ada taman yang lebih asri, kita juga membuat peraturan-peraturan baru, misalnya tentang ke-SDM-an, kode etik dosen, kode etik pegawai, mahasiswa, tenaga kependidikan, dan sebagainya. Semua kita tata untuk meningkatkan peradaban manusia,” katanya.
Sementara itu, terkait dengan penataan Kantin Bonbin FIB UGM menjadi Kantin Rekadaya Boga Plaza Humaniora Mandiri, Sekretaris Eksekutif UGM, Drs. Djoko Moerdiyanto, M.A., menyatakan bantuan hibah PT Bank Mandiri terdiri atas pembangunan 12 kios berukuran 2,5 x 3 m2 yang dilengkapi rak dagangan, dua kamar toilet, dan satu area pembeli seluas 144 m2. Kantin juga dilengkapi dengan perabot 12 meja dan 24 kursi panjang ukuran 1,5 m dan mampu menampung 96 orang pembeli.
“Dengan peningkatan fasilitas ini, ketiga belas pedagang menyambut baik, bahkan mereka pun menyatakan kesanggupannya untuk meningkatkan kinerja dengan menyediakan aneka makanan, seperti soto, bakso, bakmi, batagor, lotek, siomay, ketoprak, gado-gado, nasi rames, mi ayam, nasi goreng, mi goreng, es buah, es dawet dan es jus,” katanya merinci. (Humas UGM)