Universitas Gadjah Mada (UGM) memiliki rumah sakit hewan baru. Rumah sakit yang diberi nama Rumah Sakit Hewan (RSH) Prof. Soeparwi ini diharapkan menjadi salah satu rumah sakit pendidikan di UGM. Pemberian nama tersebut tidak terlepas dari jasa-jasa yang diberikan Prof. Soeparwi kepada Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, sekaligus sebagai dekan pertama FKH.
“Sebagai rumah sakit pendidikan, RSH Prof. Soeparwi nantinya diharapkan sebagai tempat mendidik para calon dokter hewan, sekaligus berfungsi untuk pelayanan kepada masyarakat, dengan mengutamakan profesionalisme dalam operasionalnya,” kata Dekan FKH UGM, Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, S.U., Senin (3/8) menjelang peresmian RSH Prof. Soeparwi.
Menurut Prof. Bambang Sumiarto, didirikannya RSH Prof. Soeparwi adalah untuk memenuhi syarat akreditasi, baik untuk Badan Akreditasi Nasional (BAN), maupun akreditasi tingkat internasional di Asia. “Dengan begitu, Fakultas Kedokteran Hewan UGM mau tidak mau harus memiliki rumah sakit hewan sehingga kalau mau meningkatkan akreditasinya dari nasional ke tingkat Asia, maka harus memiliki rumah sakit semacam ini,” ujarnya di RSH Prof. Soeparwi.
Ke depan, keberadaan RSH Prof. Soeparwi dinilai sangat strategis karena 87% penyakit baru yang menyerang manusia adalah penyakit zoologi. Saat ini tanda-tanda tersebut sudah muncul, seperti mewabahnya penyakit flu burung, flu babi, dan leptospirosis. Merebaknya penyakit-penyakit ini disinyalir karena tidak dilakukan perawatan yang baik terhadap hewan-hewan. Jika dilakukan perawatan dengan baik, tidak perlu muncul kekhawatiran terhadap munculnya penyakit-penyakit tersebut, bahkan manusia dan hewan dapat hidup bersama.
Selain sebagai rumah sakit pendidikan, RSH Prof. Soeparwi juga berfungsi sebagai rumah sakit rujukan. Dalam hal ini, segala fasilitas yang ada dapat digunakan para dokter hewan untuk berpraktik. “Mungkin mereka punya klien yang membutuhkan operasi, tapi karena sang dokter tidak memiliki peralatan yang baik, maka mereka bisa melakukan operasi di sini dengan ditangani sendiri atau dokter sini,” jelasnya.
Dituturkan oleh Prof. Dr. drh. Ida Tjahajati, M.S. selaku Direktur RSH Prof. Soeparwi, sebagai rumah sakit hewan terbesar di Jawa Tengah dan DIY, RSH Prof. Soeparwi juga menyediakan berbagai jenis layanan untuk hewan-hewan kesayangan. Bermacam-macam layanan cukup lengkap disediakan, antara lain, pemeriksaan rutin untuk hewan sehat, pemeriksaan untuk hewan sakit, pelayanan vaksinasi, bedah minor dan mayor, serta grooming (mandi sehat). Selain itu, juga dibuka pelayanan untuk perawatan gigi dan kontrol berat badan, rawat inap, konsultasi kesehatan hewan, serta pelayanan untuk kebutuhan obat-obatan veteriner, petshop, foto rontgen, dan laboratorium darah.
“Selain itu, kita punya pelayanan klinik keliling, di mana klinik ini akan memberikan pelayanan untuk hewan-hewan besar sehingga bagi para pemilik hewan besar tidak perlu datang ke sini,” terangnya.
RSH Prof. Soeparwi yang berada di Jalan Yacaranda, Sekip Unit II, dilengkapi dengan berbagai fasilitas, antara lain, Unit Hewan Kecil, Unit Klinik Keliling, Unit Bedah dan Radiologi, Unit Kebidanan, Unit Laboratorium, Unit Farmasi Klinik, Unit Epidemiologi Klinik, Instalasi Rawat Darurat, dan beragam pendukung diagnosis modern, seperti EKG, USG, serta rontgen. Pelayanan dilakukan setiap hari Senin s.d Jumat pukul 08.00-16.00. Pelayanan emergency dilayani setiap hari selama 24 jam. (Humas UGM)