Yogya, KU
Seperti dikabarkan sebelumnya, sebanyak 12 mahasiswa Ehime University, Jepang, telah tiba untuk mengikuti KKN PPM UGM, 5-14 Agustus 2009. Program KKN ini merupakan salah satu kegiatan yang dirintis dan dilakukan oleh Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM. Dikatakan oleh Dekan FTP UGM, Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr., kedua belas mahasiswa asing tersebut akan menjalani orientasi selama 3 hari sebelum diterjunkan di lokasi KKN PPM.
Di lokasi KKN, para mahasiswa akan mempelajari pertanian organik di Salam, Magelang, dan pemanfaatan biogas di Piyungan, Bantul. ”Selama 7 hari, lokasi yang akan dituju untuk mahasiswa di Salam, Magelang, dan Piyungan, Bantul,” katanya. Ditambahkan Djagal, keikutsertaan mahasiswa Jepang ini dalam rangka menindaklanjuti MoU antara UGM dan Ehime University.
Pelaksana program KKN mahasiswa asing, Affan Fajar Falah, S.T.P., M.Agr., Ph.D., mengatakan para mahasiswa dari negara lain ini akan meninjau desa-desa untuk melihat, antara lain, pembuatan kompos dan pertanian organik. ”Program KKN PPM ini dilirik oleh lembaga internasional karena terkait adanya program internasional education for sustainable development,” jelasnya.
Menurut Affan, di Jepang tidak ada program serupa sehingga mereka tertarik mengikuti program KKN yang dilaksanakan oleh UGM. Sebaiknya, mahasiswa UGM berkesempatan meninjau koperasi pertanian di Jepang untuk mempelajari kehidupan koperasi yang memengaruhi keputusan politik.
Perwakilan Ehime University, Prof. Roof Vergin, mengakui dirinya sengaja mengajak mahasiswa untuk mengikuti program KKN PPM UGM. Doktor asal Amerika yang bekerja di Jepang ini mengetahui adanya KKN PPM sejak 4 tahun yang lalu. Ia pun sudah merintis dan menyiapkan program ini sejak jauh hari dan baru terealisasi saat ini. ”Saya merasa program KKN sangat bagus, apalagi untuk mahasiswa Jepang. Dengan keikutsertaan mahasiswa bisa mengetahui dunia luar dan membawa misi perdamaian,” ujarnya.
Manabe Sayaka (21), salah satu mahasiswa peserta KKN asal Jepang, mengaku tertarik mengikuti program KKN untuk mengenal lebih jauh tentang budaya Indonesia dan mengetahui secara langsung kondisi pertanian di negeri ini. ”Saya ingin tahu secara langsung. Setelah pulang akan mencoba menerapkan di negara saya tentang apa yang sudah didapatkan di sini,” katanya bersemangat.
Pendapat senada juga disampaikan Sakamoto Takaaki (20). Ia sudah mengenal banyak tentang Indonesia melalui buku-buku yang dibaca. Setelah duduk di bangku kuliah di Fakultas Pertanian, ia sengaja ingin mengetahui lebih banyak mengenai teknologi pertanian dan cara bercocok tanam di Indonesia. ”Saya ingin mengetahui kondisi riil pertanian di sini,” ujarnya.
Sebagaimana dituturkan Djagal, keduabelas mahasiswa berasal dari beragam fakultas, di antaranya Fakultas Pertanian, Teknologi Pertanian, Kehutanan, Peternakan, Pendidikan, dan Ilmu Sosial. Dikatakannya pula bahwa UGM juga berencana mengirimkan mahasiswanya ke Jepang. Mereka akan diberi kesempatan untuk mengetahui lebih jauh tentang sistem koperasi pertanian di sana. ”Kami sedang merancang mahasiswa kita nanti dikirm ke Jepang untuk 2-3 minggu berada di desa-desa Jepang, mempelajari koperasi pertanian,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)