Banyak harapan yang disampaikan seiring dengan berdirinya Rumah Sakit Hewan (RSH) Prof. Soeparwi, Rabu (5/8). Harapan di antaranya datang dari Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (WRS P3M) UGM, Prof. Dr. Retno Sunarminingsih Sudibyo, M.Sc., Apt., yang diutarakan saat meresmikan pembukaan rumah sakit tersebut.
“Untuk mengantar menjadi world class, rumah sakit hewan ini tentu saja diharapkan tidak hanya untuk teaching, tapi juga berperan dalam research hospital. Keberadaan rumah sakit ini sangat diperlukan, mengingat UGM saat ini sedang mengalami masa transisi menjadi world class university,” tuturnya.
Sejalan dengan itu, UGM kini tengah mengerjakan dan mengembangkan rumah sakit akademik. Kedua rumah sakit ini diharapkan nantinya menjadi university hospital yang profesional, bermutu, dan tangguh. “Sesuai dengan arahan BHP, pengelolaannya diharapkan transparan dan akuntabel. Selain itu, juga diharapkan bisa menjalin kerja sama dengan fakultas-fakultas yang lain sesuai dengan kebutuhan yang ada,” tambahnya.
WRS P3M juga menaruh harap seiring dengan peningkatan profesionalisme layanan yang dilakukan, RSH Prof. Soeparwi ke depan dapat menjadi rumah sakit rujukan tingkat nasional. Dengan demikian, di samping melaksanakan layanan secara profesional, rumah sakit ini diharapkan melakukan riset-riset strategis, khususnya yang berkaitan dengan penyakit hewan.
“Ya harapannya kira-kira nantinya rumah sakit ini menjadi pusat informasi stratejik penyakit hewan, sekaligus bisa memberikan rekomendasi dan bahkan mungkin arahan bagi kebijakan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” jelasnya.
Sebelumnya, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, S.U., M.Sc., dalam sambutannya menyatakan keberadaan RSH Prof. Soeparwi selain sebagai wahana pengabdian FKH UGM untuk melayani masyarakat, juga berfungsi sebagai rumah sakit rujukan dan rumah sakit pendidikan. Di tempat tersebut, para calon dokter hewan akan mendapat pendidikan dan keterampilan. “RSH Prof. Soeparwi ini merupakan tempat penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan bagi para dokter hewan, sebagai sarana dan prasarana untuk berbagai penelitian dasar dan terapan, sekaligus pusat informasi mengenai penyakit zoonotik, dan lain-lain,” terangnya.
Disebutkan bahwa penyakit baru yang akan muncul, ditengarai sekitar 60%-nya merupakan penyakit zoonotik. Dari jumlah itu, 87% penyakit zoonotik yang muncul berasal dari hewan kesayangan dan satwa liar. “54% emerging invisus diseases disebabkan oleh bakteri. Oleh karena itu, berdirinya RSH Prof. Soeparwi diharapkan dapat mengantisipasi, paling tidak meminimalkan munculnya penyakit zoonotik tersebut di Indonesia,” ujarnya.
Peresmian ditandai dengan pengguntingan buntal bunga oleh WRS P3M, Prof. Dr. Retno Sunarminingsih Sudibyo, M.Sc., Apt., didampingi oleh Dekan FKH UGM, Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, S.U., M.Sc., dan Direktur RSH Prof. Soeparwi, Dr. drh. Ida Tjahajati, M.S. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan kunjungan ke semua ruang rumah sakit diikuti oleh para Pimpinan Universitas, Fakultas, dan keluarga besar (alm) Prof. Soeparwi. (Humas UGM)