Yogya, KU
UGM melaksanakan upacara peluncuran World Conference on Science, Education, and Culture 2010 di Grha Sabha Pramana, Rabu (12/8). Konferensi mengambil tema besar Local Wisdom Inspiring Global Solutions (Wisdom). Peluncuran ditandai dengan pemukulan gong oleh Rektor UGM, yang disaksikan oleh Ketua Panitia, Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil, Ph.D., dan perwakilan UNESCO, Prof. Dr. Michael Hitchock, serta staf ahli Menteri Bidang Hubungan Antarlembaga Depbudpar, Thamrin. B. Bachri.
Kepada wartawan, Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng, Ph.D., mengatakan UGM melakukan peluncuran ini sebagai bagian dari rancangan World Conference 2010. “Intinya kita ingin mengkombinasikan kebijakan lokal sehingga solusi permasalahan dunia dapat ditemukan dengan sendirinya. Persoalan dunia yang ditemukan sekarang ini terkait kesenjangan, terkait koeksistensi manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam,” jelasnya.
Dikatakan Rektor, UGM juga mengajak perguruan tinggi (PT) di Indonesia untuk menggali kebijakan lokal. Kebijakan lokal yang ada di dunia akan dikombinasikan untuk memberikan solusi. Ditambahkannya bahwa dalam peluncuran ini pihaknya melibatkan 19 PT dari 25 PT yang sebelumnya diundang. Rektor menyebutkan local wisdom dalam recovery gempa bumi di Jogjakarta dapat dijadikan contoh pemanfaatan local wisdom untuk ditiru oleh masyarakat dunia. “Kasus gempa di Jogja, recovery dilakukan tercepat di dunia karena local wisdom dari gotong royang,” katanya.
Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antarlembaga Depbudpar, Thamrin. B. Bachri, menyambut baik apa yang dilakukan UGM dalam mengapresiasi budaya. “Budpar mendukung kegiatan ini, dalam 2 hingga 3 tahun ke depan menjadi event nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Mulawarman, Prof. Dr. Ir. Arifin Bratawinata, M.Agr, mengatakan pihaknya sangat senang dilibatkan dalam kegiatan yang memikirkan problem global tersebut. Meskipun demikian, dirinya juga mengusulkan adanya pemecahan terhadap problem lokal. “Kita juga menghadapi masalah lokal yang sangat banyak, seperti adanya kesenjangan pembangunan di bagian Indonesia timur, tapi pembinaan manusia sangat ketinggalan,” imbuhnya. Selain itu, lanjut Arifin, Kalimantan Timur (Kaltim) saat ini juga sedang menghadapi masalah lingkungan karena pengelolaan sumber daya alam yang terus menerus diambil tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan. “Kaltim sangat kaya akan SDA, tapi pengembangan SDM masih tertinggal sehingga local wisdom ini sangat baik untuk ditindaklanjuti,” katanya menambahkan.
Dalam upacara peluncuran tersebut, ditampilkan pula gelar musik selamat datang dari Paduan Suara Mahasiswa UGM dan parade dari perguruan tinggi peserta konferensi, yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Institut Seni Indonesia Jogjakarta, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Airlangga, Universitas Hasanuddin, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Papua, dan Universitas Mulawarman. (Humas UGM/Gusti Grehenson)