UGM gencar mendorong semua fakultas dan pusat studi di lingkungannya untuk lebih banyak menjalin kerja sama internasional. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan visi UGM menjadi universitas riset kelas dunia. Kerja sama internasional memang telah dilaksanakan hampir di setiap fakultas dan pusat studi, tetapi masih terdapat ketimpangan dalam pelaksanaannya.
“Ada fakultas maupun pusat studi yang telah berkembang dengan baik kerja sama internasionalnya, tetapi ada juga yang kurang,” terang Ir. Adam Pamudji Rahardja, M.Sc., Ph.D., Direktur Perencanaan dan Pengembangan UGM, di Ruang Sidang LPPM UGM, Rabu (12/8) usai penyelenggaraan seminar “Sharing Pengalaman Membangun Kolaborasi Internasional”.
Semisal Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) yang telah menjalankan kerja sama internasional dengan baik. Mereka menggandeng beberapa mitra internasional, di antaranya dalam bentuk pertukaran staf pengajar dan mahasiswa, riset bersama, program perkuliahan double degree, dan kelas internasional.
Sementara itu, imbuh Adam, beberapa fakultas dan pusat studi yang kurang mengembangkan kerja sama internasional lebih disebabkan oleh kurangnya akses informasi mengenai peluang-peluang kolaborasi yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Selain itu, disebabkan pula oleh kurangnya tenaga untuk menjalin kerja sama. Mengenai hasil yang ditargetkan dari upaya membangun kolaborasi internasional, menurut Adam tidak terfokus pada berapa banyak jalinan kerja sama yang dilakukan, tetapi pada keberlanjutan pelaksanaan kerja sama itu sendiri.
Ditambahkan oleh Ir. Siti Syamsiah, Ph.D., staf ahli bidang WCRU Direktorat Perencanaan dan Pengembangan UGM, bahwa UGM tidak hanya mendorong fakultas, tetapi juga setiap sivitas akademikanya untuk mengembangkan dan membangun kerja sama internasional dalam bentuk pendidikan.
Dikatakan Siti kepada wartawan, wujud universitas dalam mendorong kerja sama internasional adalah dengan menyampaikan berbagai kesempatan dan peluang kerja sama yang ada serta memfasilitasi kolaborasi internasional yang akan dijalankan. Salah satunya adalah melalui penyelenggaraan seminar tersebut. Seminar bertujuan untuk memberikan inspirasi bagi seluruh warga UGM agar membangun jalinan kerja sama dengan berbagai institusi internasional. Seminar menghadirkan beberapa pembicara, antara lain, Prof. Anne Russon, York University Kanada, William Battye, LSM Geres Kamboja, Nurul L. Winarni, Wildlife Conservation Society Indonesia, dan narasumber dari Leadership for Environment and Development (LEAD). (Humas UGM/Ika)